PT RUB Akan Berkoordinasi dengan PLN Perbaiki Tiang Listrik yang Tumbang

Tanggul  tambang batubara  Pit West  PT Rantaupanjang Utama Bhakti dengan sub kontraktor  PT Putra Perkasa Abadi (PPA), jebol pada Minggu (16/5/2021) yang memperparah banjir di kawasan Kecamatan Sambaliung. (tangkapan layar bebas)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA-PT Rantaupanjang Utama Bhakti (PT RUB) akan berkoordinasi dengan PT PLN (Persero) guna perbaikan  8  tiang listrik yang  tumbang dan 22 lainnya yang terendam akibat air yang berasal dari lokasi tambang batubara karena tanggulnya jebol, Minggu (16/5/2021).

Demikia Supervisor Health, Safety and Enviro PT RUB, Eko Agus dalam penjelasannya hari ini, Selasa (19/5/2021).

Sementara itu, Manajer Unit Layanan Pelanggan, PLN Berau Dedy mengatakan, untuk perbaikan tiang listrik yang roboh akibat banjir, masih belum bisa dipastikan berapa lama. Mengingat arus air masih deras dan kedalaman air tidak bisa diprediksi.

“Apabila air sudah surut, perbaikan bisa seminggu lebih,” katanya.

Diterangkan pula, untuk tiang listrik yang terendam sekitar 30 tiang listrik. Lebih dari 7 tiang listrik roboh karena hantaman air dari tambang PT RUB. Untuk pemindahan lokasi tiang listrik masih menunggu air surut.

“Kami usahakan secepatnya. Sedangkan kalau kerugian, belum bisa kami pastikan. Dan sementara aliran listrik daerah Bena Baru juga masih padam,” pungkasnya.

Diketahui, meluapnya air Sungai Kelay dan tingginya curah hujan  membuat tanggul di lahan tambang batubara milik PT RUB jebol, sehingga membuat Kampung Bena Baru, Kecamatan Sambaliung tidak bisa diakses melalui jalur darat.

Tokoh masyarakat Kampung Bena Baru, Johan mengungkapkan, jebolnya tanggul ini membuat akses darat menuju ke Kampung Bena Baru tidak bisa dilalui. Akibatnya, warga terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.

“Yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah adanya listrik dan akses jalan. Karena satu-satunya akses terdekat untuk keluar kampung, adalah menggunakan jalan yang tergenang banjir tersebut. Meskipun bisa menggunakan mobil, tetapi memutarnya jauh,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kampung Bena Baru, Leth mengatakan, dirinya sudah mengingatkan pihak perusahaan, kalau jarak air banjir dengan tanggul mereka hanya tersisa 20 centimeter saja.

“Banyak warga saya yang bekerja di perusahaan tersebut, dan saya bilang kalau tanggulnya harus diperhatikan, karena berbahaya bagi kalian yang bekerja di dalam. Seharusnya ada alarm peringatan sebelum tanggul jebol. Agar tidak ada masyarakat maupun karyawan tambang yang menjadi korban. Kami akan koordinasi dengan pihak perusahaan, untuk perbaikannya seperti apa,” tambahnya.

Ia berharap, agar perusahaan segera membuka akses yang bisa dilalui oleh warga untuk melintas, karena, dikhawatirkan ketinggian air semakin dalam dan warga terjebak di kampung.

Penulis: Rita Amelia | Editor : Intoniswan

Tag: