
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Puluhan murid SDN 03 Kecamatan Nunukan, Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami mual dan diare sepulang sekolah, diduga keracunan menu makanan bergizi gratis (MBG).
“Gejala mual-mual dan diare muncul malam hari. Informasi ini disampaikan puluhan orang tua murid ke wali kelas sekolah,” kata Kepala SDN 03 Nunukan Selatan, Hairuddin, kepada niaga.asia, Kamis 16 Januari 2025.
Peristiwa keracunan tersebut terjadi Senin 13 Januari 2025 lalu, atau minggu kedua pasca dimulainya pelaksanaan MBG di Kecamatan Nunukan Selatan. Pihak sekolah telah menyampaikan keluhan itu ke pengelola dapur dan pengawas satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
Laporan dugaan keracunan disampaikan pula ke Babinsa, sebagai bentuk koordinasi pihak sekolah menjelaskan kondisi kesehatan anak-anak setelah menyantap menu MBG berisi nasi putih, lauk ayam masak kecap, sayur dan buah.
“Mual-mualnya muncul malam hari. Mungkin bakterinya perlahan-lahan berproses, jadi tidak langsung sakit di sekolah,” ujar Hairuddin.
Hairuddin menerangkan, jumlah pelajar kelas III C mengalami mual dan diare sekitar 17 orang, kelas II B sebanyak 12 orang, dan ditambah puluhan dari kelas-kelas lainnya dengan gejala penyakit yang sama dan di waktu hampir bersamaan malam hari.
Tidak hanya pelajar, sejumlah guru yang ikut menyantap menu MBG milik siswa yang tidak hadir ke sekolah itu juga mengalami mual dan buang air besar. Hanya saja gejalanya tidak terlalu parah.
“Hari itu ada beberapa orang anak tidak sekolah. Daripada dibuang, mending dimakan gurunya. Ternyata gurunya ikut kena mual-mual diare juga,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi kejadian tidak berulang, pihak sekolah bersama SPPG menggelar pertemuan membahas keluhan orangtua siswa, dan sebagai evaluasi untuk memperbaiki menu makanan MBG di hari berikutnya.
Dari pihak dapur menjelaskan, proses memasak dilakukan sebanyak dua kali yaitu subuh untuk makanan sekolah di waktu istirahat pertama pukul 09.00 Wita, dan masak pagi untuk distribusi sekolah istirahat siang pukul 12.00 Wita.
“Waktu menu MBG diantar ke sekolah, ada sebagian lauknya bau-bau gitu, mungkin basi atau apalah. Jadi kami memperkirakan masakan kurang baik hari itu,” terang Hairuddin.
Sekolah meminta pengelola dapur masak lebih memperhatikan kesehatan makanan dan jadwal masak. Masakan subuh sebaiknya diantar untuk sekolah istirahat pertama, dan masakan pagi diantar untuk sekolah istirahat kedua.
Program MBG memiliki tujuan mulia yaitu mencerdaskan anak bangsa dan mengatasi stunting di tiap daerah, jangan sampai program nasional ini malah menimbulkan masalah kesehatan bagi anak-anak didik.
Hairuddin memaklumi jika penyedian menu MBG cukup kewalahan untuk 3.000 porsi tiap hari, bagi murid-siswa. Semua guru di sekolah ingin segala hal berkaitan dengan MBG berjalan sesuai rencana.
“Jumlah murid SDN 03 sebanyak 597 orang. Agar MBG berjalan lancar, jadwal makan dibagi 2. Sebagian istirahat pertama dan sebagian lagi istirahat kedua,” jelasnya.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan
Tag: Makan Bergizi GratisNunukan