
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Masyarakat Desa Tepian, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, mengeluhkan tidak adanya tenaga kesehatan (Nakes) bertugas ataupun bekerja dan menempati bangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah mereka dalam delapan tahun terakhir.
“Kami punya Pustu di Dusun Lebion yang tidak berfungsi sejak dibangun menggunakan dana desa tahun 2017,” kata Kepala Desa Tepian, Nurdiansyah pada Niaga.Asia, Jumat (18/04/2025).
Bangun Pustu yang kosong selama 8 tahun tersebut telah diupayakan mendapat Nakes dari pemerintah daerah, namun permintaan tersebut tidak kunjung dipenuhi Dinas Kesehatan Nunukan.
Upaya permintaan nakes juga disampaikan melalui pejabat Camat Sembakung, sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah Nunukan, sekaligus perwakilan masyarakat desa.
“Sudah berulang kali kita minta nakes, tapi begitulah belum ada jawaban pasti, makanya sampai sekarang tidak berfungsi bangunan itu,” ujarnya.
Nurdiansyah menerangkan, masyarakat Dusun Lebion yang ingin berobat biasanya ke Pustu Desa Tepian, tapi karena tak ada nakes maka tak mendapat layanan maksimal. Dari itu, sebagian besar warga akhirnya pergi berobat ke Tarakan atau Kabupaten Tana Tidung (KTT), karena lebih dekat dibandingkan ke Nunukan.
Sebagai gambaran, perjalanan dari Dusun Lebion, Desa Tepian ke kota Nunukan menggunakan speedboat mesin 40 PK menghabiskan 80 liter BBM yang dicampur dengan olie seharga Rp15.000 per liter, maka perlu uang Rp1,2 juta, sebaliknya bila berobat ke Tana Tidung hanya butuh butuh 15 liter BBM dan ke kota Tarakan sekitar 60 liter.
Bukan Pustu tapi Posyandu
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Nunukan Miskia menerangkan bangunan di Dusun Lebion, Desa Tepian bukan Postu, tapi Posyandu, sehingga Pemkab Nunukan tidak menempatkan Nakes di sana.
Fungsi Posyandu hanya sebatas tempat memberikan layanan kesehatan dalam waktu tertentu. Misalnya, kegiatan sosialisasi kesadaran masyarakat tentang ibu dan anak, khususnya dalam upaya mencegah dan menurunkan angka kematian ibu.
Layaknya Posyandu, kata Miskia, petugas nakes biasanya tetap melakukan pemantauan kesana sebulan sekali.
“Kita ini kekurangan nakes di wilayah pedalaman. Dilain sisi, pemerintah pusat tidak mengizinkan pemanfaatan tenaga honorer,” ungkapnya.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan
Tag: Kesehatan