SAMARINDA.NIAGA,ASIA – Rata-rata berat hidup ternak sapi yang dipotong pada tahun 2023 adalah 267,37 kg per ekor. Untuk wilayah Kalimantan Timur terdapat dua jenis ternak sapi yang tercatat, yakni sapi lokal dengan rata-rata berat hidup mencapai 265,60 kg per ekor dan sapi ex-impor yang rata-rata berat hidupnya mencapai 350,00 kg per ekor.
Untuk ternak kerbau, rata-rata berat hidup pada tahun 2023 yang mencapai 347,49 kg per ekor dan ternak babi sebesar 60,41 kg per ekor serta ternak kambing mencapai 29,00 kg per ekor.
Demikian Kepala badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur, DR. Yusniar Juliana, SST, MIDEC dalam Statistik Pemotongan Ternak Provinsi Kalimantan Timur 2023 yang dipublikasikan bulan Oktober 2024.
Menurut BPS Kalimantan Timur, informasi perihal rata-rata berat hidup ternak tersebut diambil dari data rata-rata berat ternak yang dikumpulkan secara bulanan. Tingkat rata-rata berat hidup ternak cenderung bergerak fluktuatif, utamanya pada ternak sapi.
Kecuali ternak kerbau, kambing dan babi tidak banyak mengalami perubahan rata-rata berat hidup dan cenderung stabil di setiap bulannya selama 2023.
Sedangkan rata-rata produksi karkas per ekor dan rata-rata produksi daging per ekor merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menghitung total produksi daging per waktu tertentu terhadap semua ternak yang dipotong di RPH/TPH.
“Parameter ini menjadi penting tatkala di RPH/TPH tidak tersedia alat untuk menimbang berat produksi karkas/daging. Mengingat tidak semua RPH/TPH memiliki fasilitas yang memadai,” ujar Yusniar.
Rata-rata berat produksi karkas sapi secara keseluruhan per ekor adalah sekitar 54,04 persen dari berat hidupnya. Sementara persentase daging sapi per ekor adalah 39,41 persen dari berat hidup.
Yusniar menambahkan, jika dilihat menurut asalnya, sapi potong lokal mempunyai persentase karkas dan daging paling tinggi terhadap berat hidup, yaitu masing-masing sebesar 54,31 persen dan 39,64 persen.
“Sedangkan sapi potong ex-impor mempunyai persentase karkas dan daging masing-masing sebesar 44,29 persen dan 31,43 persen terhadap berat hidup,” ungkap Yusniar.
Persentase karkas kerbau 44,94 persen dan daging kerbau 33,17 persen dari berat hidup. Sedangkan persentase karkas babi sebesar 65,85% dari berat hidup dan persentase dagingnya sebesar 49,96% dari berat hidup.
“Tingginya angka persentase karkas/daging babi terhadap berat hidup disebabkan karena kulit babi tidak dipisahkan dengan karkas/daging sebagaimana pada ternak sapi dan kerbau,” kata Yusniar.
Hasil produksi terbesar pada pemotongan sapi adalah karkas, yaitu sebesar 2.448,47 ton (53,17 persen). Hasil produksi karkas dari pemotongan sapi secara keseluruhan mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 3,91 persen.
BPS Kalimantan Timur melaoorkan, hasil produksi terbesar pada pemotongan kerbau adalah karkas, yaitu sebesar 11,56 ton (44,94 persen). Berbanding terbalik dengan sapi, hasil produksi karkas dari pemotongan kerbau secara keseluruhan mengalami penurunan pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 64,58 persen.
Untuk diketahui, sapi Lokal adalah sapi potong yang lahir di Indonesia. Sapi Ex-Impor adalah sapi potong yang lahir di luar Indonesia.
Karkas adalah bagian dari tubuh ruminansia sehat yang telah disembelih secara halal, dikuliti, dikeluarkan jeroannya, dipisahkan kepalanya, kaki mulai dari tansus/ karpus ke bawah, organ reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih.
Jeroan adalah organ tubuh bagian dalam (hati, usus, paru, jantung, limpa, dan babat) dari ternak yang dipotong serta dimanfaatkan. Kulit Basah adalah organ tubuh bagian luar dari ternak yang dipotong dalam keadaan basah.
Produksi Lainnya adalah organ selain karkas, selain jeroan, dan selain kulit basah, seperti: kepala, tanduk, darah, ekor, dan kaki mulai dari tansus/karpus ke bawah.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Ternak