Rata-rata Perempuan di Bontang Punya Anak Dua, Angka Kematian Bayi Menurun

Foto: Ilustrasi (Thinkstock via detikHealth)

BONTANG.NIAGA.ASIA– Fertilitas Kota Bontang menurun dalam sepuluh tahun terakhir. Sensus Penduduk 2010 mencatat angka TFR sebesar 2,62 yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 2-3 anak selama masa reproduksinya.

“Sementara Long Form SP2020 mencatat TFR sebesar 2,15 yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reprodukasinya,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang, Widiyantono, S.S.T., M.Stat dalam laporan BPS Bontang “Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 Kota Bontang” yang dipublikasikan Bulan Februari 2023.

Sumber: BPS Kota Bontang

Selain itu selama periode satu dekade bonus demografi yang dialami Indonesia, Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Bontang cenderung menurun dari 18 per 1000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk 2010 menjadi 14 sampai 15 per 1000 kelahiran hidup pada Long Form SP2020.

Perbaikan sarana dan prasarana kesehatan serta meningkatnya kualitas hidup wanita Indonesia membuat anak yang baru lahir semakin mampu bertahan hidup.

Pendataan Long Form SP2020 dilakukan untuk mendapatkan parameter demografi yang akurat dimana pendataannya dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data yang lebih lengkap tidak hanya terkait parameter demografi, tetapi juga terkait pendidikan, disabilitas, ketenagakerjaan maupun perumahan.

Pendataan Long Form SP2020 ini dilaksanakan di seluruh wilayah di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 4.294.896 rumah tangga dalam 268.431 blok sensus (BS). Pendataan Long Form SP2020 ini dilakukan hanya kepada sampel rumah tangga terpilih dan pelaksanaannya terbagi menjadi dua tahap.

Tahap pertama merupakan pemutakhiran dan tahap kedua pencacahan. Pemutakhiran dilakukan pada periode 15-31 Mei 2022 terhadap seluruh rumah tangga yang tinggal di blok sensus terpilih yang tersebar di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Setelah dilakukan pemutakhiran, kemudian dilakukan pengambilan sampel sebanyak 16 rumah tangga. Hanya sebanyak 16 rumah tangga yang terpilih sebagai sampel di tiap-tiap blok sensus tadi yang kemudian dilakukan pendataan dengan kuesioner pada periode 1-30 Juni 2022.

Sumber: BPS Kota Bontang.

Menurut Widi, penurunan fertilitas mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun. Kondisi ini dapat mengakibatkan rasio ketergantungan menjadi lebih rendah dan menciptakan bonus demografi.

“ Pada tahun 2022, tepat satu dekade bonus demografi Indonesia, tercatat TFR sebesar 2,15. Angka ini semakin mendekati tingkat Replacement Level (2,1), artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi,” kata Widi lagi.

Sumber: BPS Kota Bontang.

Lebih lengkapnya BPS Bontang mencatat, puncak ASFR terletak pada wanita umur 25-29 tahun. Terdapat 139 kelahiran dari 1000 perempuan umur 25-29 tahun. Pola ASFR berbentuk U terbalik. Angka kelahiran sebesar 8 kelahiran diantara 1000 perempuan umur 15-19 tahun.

Kemudian, meningkat tajam menjadi 86 kelahiran per 1000 perempuan umur 20-24. Lalu mencapai puncaknya pada kelompok umur 25-29 tahun. Pada kelompok umur selanjutnya, angka kelahiran menurun hingga sebesar 2 kelahiran per 1000 perempuan umur 45-49 tahun. ƒ

“Berdasarkan generasi, kelahiran didominasi oleh perempuan generasi millennial (kisaran umur 26-41 tahun),” kata Widi.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Advetorial

Tag: