Rata-rata Rumah Tangga Miskin di Kaltim Beranggotakan 4,65 Orang

Statistisi Ahli Muda sekaligus Ketua Tim Statistik Sosial BPS Kaltim, Ir. Emmy Maksum, M.Si. (Tangkapan Layar  Youtube Chanel BPS Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki 4,65 orang anggota rumah tangga.

Garis Kemiskinan (GK) pada September 2022 tercatat sebesar Rp768,120-/kapita/bulan dengan

komposisi GK Makanan sebesar Rp546,669,- (71,17 persen) dan GK Bukan Makanan sebesar Rp221,451,- (28,83 persen).

“Dengan demikian, besarnya GK Kemiskinan per rumah tangga miskin pada September 2022 secara rata-rata adalah sebesar Rp3.571.758,-/rumah tangga miskin/bulan,” kata Statistisi Ahli Muda sekaligus Ketua Tim Statistik Sosial BPS Kaltim, Ir. Emmy Maksum, M.Si saat Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Profil Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk melalui Youtube Channel “BPS Kaltim”, Senin (16/1/2023).

Menurut Emmy, selama Maret 2022 – September 2022, GK naik sebesar 5,48 persen, yaitu dari Rp 728.208 per kapita per bulan pada Maret 2022 menjadi Rp 768.120 per kapita per bulan pada September 2022.

Sumber: BPS Kaltim

Peranan komoditi makanan terhadap GK jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.

“Pada September 2022, komoditi makanan menyumbang sebesar 71,17 persen, sedangkan komoditi bukan makanan hanya menyumbang 28,83 persen untuk garis kemiskinan,” katanya.

Komoditi Makanan

                BPS mencatat komoditi makanan yang memberi pengaruh besar terhadap GK di perkotaan ada 10 komoditi, lima teratas adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, dan Mie instan.

Sumber: BPS Kaltim

“Sedangkan lima komoditi makanan lainnya adalah ikan tongkol/tuna/cakalang. Cabe rawit, gula pasir, kue basah, dan bawang merah,” papar Emmy.

Sedangkan komoditi makanan yang memberi pengaruh besar terhadap GK di perdesaan, menurut BPS juga 10 komoditi, lima teratas adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, dan gula pasir.

Sedangkan lima komoditi makanan lainnya adalah mie instan, ikan bandeng, bawang merah, kue basah, dan cabe rawit.

Komoditi Non Makanan

                Emmy juga menjelaskan, jenis komoditi non makanan yang mempengaruhi GK di perkotaan ada 11. Lima teratas adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan air. Kemudian enam lainnya adalah perlengkapan mandi, pajak kendaran bermotor, perawatan kulit, muka, kuku, pakaian jadi perempuan dewasa, dan pakaian jadi anak-anak.

Sumber: BPS Kaltim

Sedangkan 11 komoditi non makanan yang mempengaruhi GK di perdesaa, menurut Emmy, lima teratas adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi. Enam lainnya adalah perawatan kulit, muka, kuku, dan rambut, sabun cuci, pakain jadi perempuan dewasa, pakaian jadi anak-anak, dan barang kecantikan.

“Masyarakat miskin kota maupun desa sensitif terhadap kenaikan harga pada sewa rumah, tarif listrik dan air, harga BBM dan biaya pendidikan. Apabila ada kenaikan, masyarakat miskin semakin tertekan, karena GK naik,” ujarnya.

Bukan Sekedar Jumlah

Persoalan kemiskinan, kata Emmy,  bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan Kaltim turun dari 0,989 pada Maret 2022 menjadi 0,784 pada September 2022.

Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Indeks Keparahan Kemiskinan Kaltim turun dari 0,226 menjadi 0,118 pada periode yang sama.

Semakin rendah nilai indeks, maka semakin rendah pula ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin di Kaltim.

“Pada Maret 2022 – September 2022, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) turun 0,205 poin dari 0,989 menjad 0,784.  P1 di Perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Pada September 2022, P1 perdesaan adalah 1,119 dibandingkan perkotaan sebesar 0,634,” ungkapnya.

Indeks Keparahan Kemiskinan Kaltim turun 0,108 poin dari Maret 2022 sebesar 0,226 menjadi 0,118 pada September 2022.  P2 di Perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Pada Maret 2022, P2 perdesaan adalah 0,169 dibandingkan perkotaan sebesar 0,096.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: