Ratusan Warga Binaan Lapas Nunukan Ikuti Pesantren Kilat

Warga binaan Lapas Nunukan mengisi waktu ramadhan dengan mengaji, shalat, dan mendengarkan ceramah agama. (Foto Lapas Nunukan/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan mengikuti kegiatan keagamaan dalam bentuk pesantren kilat Ramadhan 1445 H/2024.

“Setiap pagi WBP berkumpul di masjid Darut Taubah Lapas Nunukan. Mereka mengisi waktu dengan aktivitas pesantren kilat di bulan suci Ramadhan,” kata Kalapas Nunukan Puang Dirham pada Niaga.Asia, Sabtu (30/03/2024).

Kegiatan keagaman WBP selama Ramadhan mulai dari tadarus, tausiyah hingga belajar Al-Qur’an, termasuk pelaksanaan shalat tarawih berjamaah dalam rangka mendekatkan diri kepada sang pencipta  agar memndapat suasana yang penuh kedamaian.

Pesantren kilat diadakan rutin setiap Ramadhan bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia Cabang Nunukan, Kemenag, dan ormas keagamaan lainnya yang bertugas sebagai pengajar dan pemberi materi.

“Harapannya warga binaan mendapatkan ilmu dan pesan yang baik sehingga membuat diri menjadi lebih baik,” kata Puang Dirhan.

Tidak hanya bagi warga binaan, kegiatan keagamaan juga dimanfaatkan petugas Lapas Nunukan, karena agama adalah hal penting dalam membentuk jati diri manusia.

“Alhamdulillah mereka senang sekali belajar ngaji, dengar tausiah – tausiah keagamaan. Semoga mereka mendapatkan kebaikan dan ketaqwaan,” ujarnya.

Sebelumnya, Lapas Nunukan kedatangan ustad Dimas dari Polres Nunukan berpakaian seragam Polri memimpin shalat isya dan tarawih bersama dengan 127 warga binaan dari blok Singosari, blok Kartanegara dan blok Majapahit

Dalam tausiahnya, ustad Dimas mengatakan, shalat tarawih di Lapas bukan hanya sekedar ibadah, tetapi sekaligus membangun solidaritas dan kepedulian di antara warga binaan.

“Ramadhan sebagai sarana refleksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Selalu mendekatkan diri kepada Allah, dengan segala keadaan kita diwajibkan hanya meminta kepada allah karena cuma allah yang bisa menolong kita,” bebernya.

Dimas juga berpesan kepada seluruh warga binaan bahwa, keterbatasan tidak dapat menghalangi pertumbuhan spiritualitas dan semangat untuk merayakan bulan suci Ramadhan seseorang meski berada di lingkungan Lapas.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: