JAKARTA.NIAGA.ASIA – Kunjungan Kerja Mauro Luiz Iecker Vieira, Menteri Luar Negeri Brasil, hari ini suatu kehormatan bagi Indonesia. Kunjungan ini sangat penting tidak hanya bagi hubungan bilateral, karena sama-sama memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Brasil, tapi juga sangat penting bagi hubungan Brasil dan ASEAN.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi dalam pernyataan persnya hari ini, Senin (09/10/2023).
Menlu Retno menjelaskan, Indonesia dan Brasil adalah dua ekonomi besar yang sedang berkembang, sesama Global South dan anggota G20. Kerja sama antara Indonesia dan Brasil akan memberikan banyak kontribusi bagi dunia yang penuh ketidakpastian dengan membentuk agenda internasional untuk membawa suara dan kepentingan dari Global South.
“Brasil adalah mitra perdagangan dan investor terbesar Amerika Latin di Indonesia,” ungkapnya.
Penandatanganan Rencana Aksi 2023 – 2026 akan memfasilitasi kedua negara untuk maju dengan cara yang lebih pasti. Termasuk memperkuat kerja sama baru seperti kerja sama digital dan Kesehatan.
“Saya menyambut baik meningkatnya perdagangan antara kedua negara. Namun, saya tekankan pentingnya memiliki perdagangan yang lebih seimbang,” kata Menlu Retno.
Untuk memperkuat kerja sama ekonomi, Mnlu Retno menyarankan bahwa: Pertama, sangat penting untuk memulai negosiasi Indonesia – MERCOSUR Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Hambatan perdagangan – termasuk hambatan tariff dan non-tariff–harus dihapus.
Kedua, mendorong Brasil untuk berinvestasi dalam pengembangbiakan ternak sapi di Indonesia. Ketiga, meminta Brasil membuka akses untuk produk perikanan Indonesia. Keempat, mengembangkan produksi vaksin bersama untuk penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kelima, mendorong kerja sama dalam energi terbarukan, termasuk pengembangan ethanol (biofuel) dan perkebunan tebu, serta kolaborasi riset (R&D) dalam meningkatkan produksi biofuel.
Keenam, mendorong kerja sama dalam sains dan teknologi serta inovasi, khususnya untuk mendukung ketahanan pangan dan energi.
“Saya ingin menekankan bahwa ketahanan energi dan pangan harus menjadi prioritas hubungan bilateral kita,” ucap Menlu Retno. Selain itu, kerja sama dalam isu kehutanan juga harus menjadi prioritas kedua negara. Indonesia dan Brasil adalah dua negara yang memiliki hutan yang luas.
Tentang ASEAN, Menlu Retno mengungkapkan, setelah pertemuan bilateral, keduanya juga mengadakan pertemuan trilateral dengan Sekretaris Jenderal ASEAN. Ini adalah langkah penting ke depan untuk lebih memperkuat kerja sama dialog sektoral antara ASEAN dan Brasil.
Indonesia juga berharap untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dengan Brasil dalam berbagai kegiatan kerja sama sektoral ASEAN, termasuk dalam menjaga ketahanan pangan dan energi, serta mendorong pembangunan berkelanjutan di kawasan.
Terakhir, tahun depan Brasil akan memimpin G20. Indonesia sepenuhnya mendukung presidensi Brasil di G20. Menurut Retno, ia menekankan pentingnya menjaga momentum ini dalam memperkuat suara Global South.
“Jika negara-negara berkembang seperti kita bekerja sama, kita dapat menjadi kekuatan positif yang mendorong perubahan transformasional. Saya yakin kepresidenan G20 Brasil akan terus mendukung agenda yang mempromosikan stabilitas, solidaritas, dan kesetaraan dalam tatanan global,” imbuh Menlu Retno.
Mengakhiri pernyataanya, Menlu Retno minta izin mengutip penulis terkenal dari Brasil, Paulo Coelho: “Ketika kita berusaha menjadi lebih baik, segala sesuatu di sekitar kita akan ikut menjadi lebih baik.”
“Saya yakin, dengan komitmen kuat Indonesia dan Brasil, kita akan membawa hubungan kita ke tingkat yang lebih tinggi dalam beberapa tahun mendatang,” pungkasnya.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Brasil