NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jusuf SK Tarakan memulangkan dua pasien penderita gangguan mental dan orang terlantar asal Kabupaten Nunukan, pasca menjalani penyembuhan sejak Desember 2023.
“Pasien Dullah diserahkan ke keluarganya, sedangkan Osos rencananya ditempatkan Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Nunukan,” kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Faridah Aryani pada Niaga.Asia, Selasa (06/02/2024).
Terhadap pasien Dullah, Faridah meminta pihak keluarganya dapat mengawasi dan merawat, serta memberikan bimbingan kepribadian agar kehidupan Dullah berlangsung dengan baik layaknya orang normal.
Dullah mengalami sedikit gangguan mental namun tidak dapat dikategorikan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Perilaku yang kurang baiknya disebabkan adanya benturan di bagian organ kepala hingga membuat dirinya kurang normal.
Meski telah menjalani penyembuhan di RSUD Tarakan, Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat tetap melakukan pengawasan rutin terhadap pasien dengan memberikan obat dan suntikan penenang.
“Pasien ini pernah mengalami benturan dibagian kepala akibat ditabrak kendaraan, makanya agak kurang normal dan terlihat seperti anak-anak,” jelasnya.
Penanganan pasien Dullah bukanlah kali pertama di RSUD Tarakan. Beberapa tahun lalu Pemerintah Nunukan pernah mengirimkan pasien tersebut untuk pemulihan mentalnya akibat diduga mengalami sakit jiwa.
Namun, lanjut Faridah, akibat minimnya perhatian dari keluarga terhadap Dullah, ia kembali berkeliaran di jalan dan kerap berbuat keresahan lingkungan yakni membakar kendaraan roda empat milik warga.
“Perhatian dari keluarga sangat menentukan pemulihan pasien gangguan mental, makanya kami minta tolong jaga dan perhatikan Dullah,” bebernya.
Untuk pasien Osos, DSP3A Nunukan kesulitan mengawasi dikarenakan Osos tidak memiliki rumah maupun keluarga di Nunukan. Osos terdata sebagai eks deportasi Malaysia beberapa tahun lalu.
“Osos ini masuk dalam kategori orang terlantar karena tidak memiliki keluarga di Nunukan, jadi agak kesulitan dalam pengawasannya,” ujarnya.
Dijelaskan Faridah, Osos awalnya hidup normal dan pernah bekerja sebagai buruh di pelabuhan Tunon Taka Nunukan, namun kehidupan tanpa keluarga membuat dirinya liar dan sering mencuri barang di warung dan rumah warga.
Perilaku hidup liar di jalan membuat Osos kerap berperilaku tidak normal, ditambah lagi pengaruh dari kebiasaan menghisap lem castol yang belakang hari kerap berbuat onar melakukan asusila kepada perempuan.
“Pernah kita tempatkan di RPTC Nunukan tapi tidak lama hilang, nanti muncul lagi informasi Osos bikin onar lagi,” tutupnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: ODGJ