JAKARTA.NIAGA.ASIA – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah.
Perkembangan Nilai Tukar 26 – 30 Agustus 2024, menurut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, pada akhir hari Kamis, 29 Agustus 2024 Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.410 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,61%.
“Sedangkan DXY[1] menguat ke level 101,34 dan Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,862%,” ujarnya.
Kemudian, pada pagi hari Jumat, 30 Agustus 2024 Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.415 per dolar AS dan Yield SBN 10 tahun naik di 6,75%.
Sedangkan aliran modal asing (Minggu V Agustus 2024), Erwin mengatakan, Premi CDS Indonesia 5 tahun per 30 Agustus 2024 sebesar 65,87 bps, turun dibandingkan 23 Agustus 2024 sebesar 66,86 bps.
Berdasarkan data transaksi 26 – 29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp6,21 triliun terdiri dari beli neto Rp3,89 triliun di pasar saham, Rp1,56 triliun di SRBI, dan Rp0,76 triliun di pasar SBN.
“Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp187,66 triliun di SRBI, Rp12,79 triliun di pasar saham, dan Rp9,20 triliun di pasar SBN,” kata Erwin.
Pada semester-II 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp57,31 triliun di SRBI, Rp43,15 triliun di pasar SBN, dan Rp12,45 triliun di pasar saham.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Sebagai catatan, [1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF). [2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Bank IndonesiaNilai Tukar Rupiahpma