Salehuddin: Implementasikan Semangat Kartini

Anggota DPRD Kaltim Daerah Pemilihan (Dapil) Kutai Kartanegara, Salehuddin. Foto : Nai/Niaga.Asia

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Kaltim/Sekretaris Komisi I, Salehuddin, menilai peringatan Hari Kartini seharusnya dimaknai lebih dalam dan menyentuh substansi perjuangan emansipasi perempuan.

“Setiap tahun kita memperingati Hari Kartini, tapi jangan sampai ini hanya menjadi ajang seremonial semata. Kita harus mendorong adanya implementasi nyata dari semangat Kartini, terutama dalam hal kesetaraan gender,” ujar Salehuddin di Convention hall sempaja, Senin (21/4/2025).

Menurut Salehuddin, peringatan Kartini harus menjadi refleksi sejauh mana perempuan telah diberi ruang dalam berbagai sektor, baik sosial, politik, maupun pemerintahan.

Ia mencontohkan, di Kalimantan Timur sudah ada kemajuan, seperti posisi Sekretaris Daerah (Sekda) yang kini dijabat oleh perempuan, namun menurutnya hal tersebut belum cukup.

“Sekda kita perempuan, itu patut diapresiasi. Tapi jangan berhenti di situ. Kepala dinas, pimpinan lembaga, hingga jabatan strategis lainnya juga harus terbuka bagi perempuan. Harus ada keberpihakan dalam memberi ruang bagi mereka,” jelasnya.

Dalam konteks politik, Salehuddin juga menyoroti pentingnya peningkatan representasi perempuan. Ia menyebutkan bahwa kuota 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen seharusnya bukan menjadi batas, melainkan titik awal.

“Kenapa harus berhenti di 30 persen? Kalau bisa lebih, kenapa tidak? Perempuan punya kapasitas dan kontribusi besar. Jadi saya pikir sudah saatnya kita berani melampaui batas angka tersebut,” tegas politisi asal Kukar itu.

Salehuddin menegaskan bahwa saat ini bukan zamannya lagi hanya mengukur semangat Kartini melalui lomba kebaya atau peragaan batik.

Ia menilai, keberhasilan peringatan Hari Kartini seharusnya juga diukur dari peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).

“Indeks gender harus naik. Itu bukti konkret kalau ruang-ruang publik memang semakin ramah bagi perempuan. Kita ingin melihat perempuan tampil dalam pengambilan kebijakan, dalam kepemimpinan, dan dalam sektor ekonomi,” jelasnya.

Salehuddin juga menyerukan kepada pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan masyarakat untuk terus mendidik dan memberdayakan perempuan, terutama di daerah-daerah yang masih memegang budaya patriarkis yang kuat.

“Perlu ada intervensi kebijakan yang melibatkan perempuan, dari desa hingga provinsi. Pendidikan untuk anak perempuan harus menjadi prioritas. Jangan biarkan potensi mereka terhambat hanya karena bias budaya atau sistem,” tegasnya.

Lebih lanjut, Salehuddin berharap Kalimantan Timur dapat menjadi contoh dalam mendorong emansipasi perempuan yang tidak hanya sekadar simbol, tetapi nyata dalam kebijakan dan implementasi di lapangan.

“Kartini tidak pernah hanya bicara soal baju kebaya atau batik. Dia bicara soal pendidikan, keberanian, dan kesetaraan. Itulah yang harus kita warisi dan terapkan. Sudah saatnya perempuan di Kaltim tampil lebih kuat di semua lini,” pungkasnya.

Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | Adv DPRD Kaltim

Tag: