SMAN 1 Long Bagun Inisiasi Peningkatan Literasi Bahasa Indonesia

Kepala SMA Negeri 1 Long Bagun Juk Hajang bersama narasumber Ali Kusno dari Kantor Bahasa Kalimantan Timur (kanan) bersama saat pembukaan pelatihan literasi Bahasa Indonesia. (Foto: Istimewa)

LONG BAGUN.NIAGA.ASIA – SMA Negeri 1 Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu yang mengadakan Pelatihan (In House Training) Peningkatan Kemampuan Literasi Bahasa Indonesia Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 10-12 Mei 2024.

Dalam kegiatan yang juga diikuti beberapa guru Bahasa Indonesia dari sekolah-sekolah  di Long Bagun, disampaikan beberapa materi yang disampaikan narasumber Ali Kusno dari Kantor Bahasa  Kalimantan Timur.

Pelatihan dibuka oleh Kepala SMA Negeri 1 Long Bangun, Juk Hajang.

“Pelatihan ini kami adakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi guru dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Long Bagun,” ucapnya.

Guru, menurutnya, perlu meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia untuk menunjang pembelajaran di kelas-kelas.

“Tenaga kependidikan perlu meningkatkan kemahiran berbahasa untuk memperbaiki penggunaan bahasa dalam naskah dinas sekolah. Terima kasih kepada Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur yang telah membantu peningkatan literasi di SMA Negeri 1 Long Bagun.” papar Juk Hajang.

Berkaitan dengan  dengan ihwal itu, Ali Kusno, menyampaikan materi seputar literasi dan peningkatan kompetensi berbahasa Indonesia selama tiga hari. “Saya patut menyampaikan pujian atas inisiasi pelatihan itu,” cetus Ali Kusno.

Pada hari pertama materi difokuskan pada sosialisasi tentang Ejaan Yang Disempurnakan Edisi V.

“Selama ini masih terdapat kesalahan penggunaan bahasa yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan pendidik dan tenaga kependidikan tentang kaedah bahasa Indonesia yang berlaku,” ungkap Ali Kusno.

Pada hari kedua, Ali menyampaikan materi tentang peningkatan literasi sekolah dan penggunaan bahasa dalam berbagai keperluan (ruang publik, naskah dinas, media publikasi, dan KTI).

Di hari ketiga, dia menyajikan  materi tentang bahasa perundungan dan berdampak hukum. Pemahaman penggunaan bahasa perundungan perlu dipahami oleh peserta untuk menekan perundungan di sekolah.

“Perundungan masih saja terjadi karena sebagian besar guru maupun siswa tidak menyadari bahwa bahasa yang digunakan dapat termasuk perundungan. Selain itu, peserta perlu memahami penggunaan bahasa yang berdampak hukum agar tidak menjadi pelaku maupun korban.”

Ali Kusno mengharap, materi-materi itu dapat segera diimplimentasikan dalam upaya peningkatan literasi di sekolah.

“Aksi nyata perlu segera dilaksanakan kepada para siswa. Kantor Bahasa Provinsi Kaltim akan memberikan pendampingan dan evaluasi atas pelaksanaan rencana tindak lanjut yang sudah ditetapkan,” terang Ali Kusno.

Pihaknya mencatat beberapa persoalan yang perlu peran Kantor Bahasa Provinsi Kaltim dengan mengoordinasikan dengan berbagai pihak.

Pertama, jaringan internet yang lambat, bahkan di beberapa sekolah tidak ada jaringan sama sekali, menyulitkan sekolah untuk mengembangkan literasi digital.

Kedua, sebagian besar orang tua siswa berladang sehingga anak-anak cenderung mencari aktivitas yang kurang positif sepulang sekolah. Pengadaan perpustakaan berbasis kampung dan bantuan buku bacaan sangatlah diperlukan. Ketiga, keinginan guru untuk meningkatkan kompetensi.

Kabupaten Mahakam Ulu sebagai kabupaten termuda di Kaltim dengan akses yang terbatas memang serba kesulitan dalam upaya pengembangan literasi.

“Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) harus dijawab dengan kesiapan SDM, termasuk di Kabupaten Mahakam Ulu. Kantor Bahasa Provinsi Kaltim berkomitmen untuk membantu dengan bersinergi berbagai pihak terkait,” pungkas Ali Kusno.

Penulis: Hamdani |Editor: Intoniswan

Tag: