SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Sigit Wibowo menanggapi reaksi masyarakat Kaltim terkait wacana kedatangan 16 ribu tenaga kerja konstruksi di kawasan Ibu Kota Negara (IKN).
Diketahui, wacana kedatangan ribuan tenaga kerja tersebut mendapat reaksi penolakan dari sejumlah masyarakat di Kaltim. Salah satunya dari masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Suara Rakyat Kaltim Nusantara (Gaskan).
Menurut Sigit Wibowo, reaksi penolakan tersebut sah-sah saja, selama reaksi tersebut demi kepentingan masyarakat Kaltim.
Hanya saja, kata dia, reaksi penolakan tersebut harus betul-betul dipertimbangkan, serta dipertimbangkan dengan kemampuan warga Kaltim.
“Itu hak teman-teman untuk menyampaikan aspirasinya. Karena memang tenaga kerja lokal kita juga penting untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan IKN,” kata Sigit Wibowo, Selasa (21/2/2023).
Sigit juga menilai, wacana tersebut sebagai bentuk tamparan keras bagi Pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota di Kaltim.
“Ini juga menjadi tamparan keras bagi Pemprov dan Pemda se Kaltim. Apa yang akan dilakukan untuk mempersiapkan SDM lokal supaya kita bisa bersaing nantinya,” ujarnya.
Menurut dia, seharusnya sebelum wacana tersebut terealisasi terlebih dahulu dilakukan sosialisasi dan seleksi sesuai ketentuan yang ada.
“Ya kalau sudah sosialisasi dan seleksi, ternyata jumlah tenaga kerja lokal jauh dari yang diperlukan. Barulah merekrut pekerja dari luar Kaltim. Harusnya ada kuota untuk warga lokal. Memang fakta di lapangan warga lokal ilmunya belum sama dengan orang luar, tapi menurut saya ilmu itu bisa di-upgrade,” imbuhnya.
“Kemudian kita juga nggak bisa semata-mata menolak secara keseluruhan. Karena memang benar kita kekurangan tenaga ahli di bidang tersebut. Dari 16 ribu calon pekerja itu, Kalau bisa setengahnya atau bahkan lebih banyak dari orang lokal Kaltim,” tambahnya.
Penulis: Kontributor Niaga.Asia, Teodarus | Editor: Intoniswan
Tag: Sigit Wibowo