Stok Air di Embung Menipis, PDAM Nunukan Terapkan Suplai Air Bergilir

PDAM Nunukan bagikan air gratis ke rumah-rumah penduduk (foto : Istimewa/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Produksi instalasi pengolahan air  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taka Nunukan, mengalami penyusutan 70 persen paska kemarau, sehingga air baku di embung hanya cukup untuk 7 hari kedepan.

“Produksi dua IPA inti PDAM di Kecamatan Nunukan turun bersamaan susutnya bahan baku air  karena minimnya curah hujan,” kata Direktur PDAM Tirta Taka Nunukan Masdi pada Niaga.Asia, Rabu (26/04/2023).

IPA Sei Bilal yang biasanya mampu memproduksi  air bersih 100 sampai 60 liter per menit, kini  hanya mampu mengolah air bersih sekitar 35 liter per menit. Begitu pula produksi air bersih IPA Persemaian hanya sekitar 25 liter per menit.

Penurunan elevasi  air di embung yang sangat tinggi  menyebabkan pelanggan di pulau Nunukan mengalami kesulitan air bersih sejak bulan Ramadhan dan dimulainya  sistem distribusi air bergilir.

“Produksi air bersih tetap ada, cuma kapasitas pengolahan turun, sehingga diterapkannya suplai air bergilir,” sebutnya.

Untuk mengatasi  krisis air bersih, PDAM Tirta Taka Nunukan bersama Pemerintah Nunukan, sejak tiga hari ini membagikan air bersih gratis ke lokasi-lokasi pemukiman penduduk yang tidak teraliri air.

Tiga unit kendaran tank air milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan serta Badan Lingkungan Hidup Nunukan diturunkan menyuplai air bersih ke wilayah-wilayah yang benar-benar terdampak krisis air bersih.

“Kemarin ada 10 truk air bersih dibagikan ke masyarakat, hari ini kembali kita bagikan ke lokasi yang sudah ditentukan,” sebutnya.

Stok air baku PDAM Nunukan di embung yang ada tinggal untuk 7 hari kedepan (Foto Istimewa/Niaga Asia)

Minimnya stok air  baku sudah mulai terlihat sejak bulan Februari. Ketersedian air pada embung Sei Bilal dan Persemaian semakin menyusut dikarenakan kemarau panjang.

Berbeda dengan Kecamatan Nunukan Selatan, produksi air bersih pada IPA  Mamolo masih mampu memenuhi kebutuhan pelanggan,  karena jumlah pelanggan sedikit.

“Sistem embung kita masih memakai tadah hujan, semakin kurang hujan, semakin sedikit air bersih yang bisa di produksi PDAM,” kata Masdi.

Krisis air bersih tahun 2023 bukanlah hal baru untuk Kabupaten Nunukan. Tahun 2022 dan 2020 terjadi kemarau panjang yang menyebabkan distribusi air bersih ke 17.000 pelanggan berkurang.

Solusi jangka pendek yang tengah direncanakan Pemerintah Nunukan saat ini adakah melakukan pengerukan embung-embung yang mulai mengalami pendangkalan. Selain itu pemerintah mempersiapkan pembangunan embung baru di Sei Limau.

“Stok air di embung menyisakan untuk 7 hari kedepan, jika dalam kurun waktu tersebut tidak turun hujan, produksi air berhenti,” jelasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan 

Tag: