BULUNGAN.NIAGA.ASIA – Struktur perekonomian Kalimantan Utara (Kaltara) masih didominasi Lapangan Usaha (LU) oleh sektor Pertambangan dengan pangsa mencapai 28,62% diikuti LU Pertanian (14,87%), LU Perdagangan Besar dan Eceran (13,04%) dan LU Konstruksi (12,42%).
“Secara akumulatif, keempat LU tersebut memiliki pangsa sebesar 68,95% terhadap perekonomian Kaltara,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma dalam laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara Agustus 2024 yang dilansir dilaman Bank Indonesia, 04 September 2024.
Kinerja LU Pertambangan mengalami perlambatan dan pada triwulan II 2024 hanya tumbuh sebesar 0,11% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I 2024 sebesar 0,49% (yoy).
Meski demikian, LU Pertambangan masih menjadi penyumbang terbesar struktur ekonomi Kaltara dengan pangsa 28,62% dan andil terhadap pertumbuhan PDRB sebesar 0,03%.
Menurut Wahyu, perlambatan LU Pertambangan dipengaruhi oleh masih rendahnya permintaan dari Tiongkok dan India seiring masih tingginya produksi batubara lokal pada triwulan laporan seiring dengan antisipasi heatwave yang tidak selama perkiraan awal dan telah masuknya musim hujan di negara tujuan ekspor yang menurunkan permintaan listrik di Tiongkok dan India.
“Selain itu, perlambatan LU pertambangan juga dipengaruhi oleh melemahnya Harga Batubara Acuan (HBA) yang terkontraksi sebesar -45,90% (yoy) pada angka USD119,40/mt. Meskipun demikian, LU Pertambangan masih mampu tumbuh positif didorong oleh masih tingginya permintaan domestik terutama permintaan smelter nikel di Sulawesi,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, lanjut Wahyu, produksi batubara nasional pada triwulan II 2024 tercatat tumbuh sebesar 1,90% (yoy) terutama digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yaitu pembangkit listrik, industri semen serta smelter nikel di Sulawesi.
Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit ke LU Pertambangan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya disebabkan oleh peningkatan kredit jangka pendek seperti Kredit Modal Kerja seiring dan perilaku pengusaha yang masih cenderung wait and see terhadap kondisi perekonomian kedepan.
“Penyaluran kredit pada sektor Pertambangan tumbuh sebesar 58,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2024 yang tumbuh sebesar 0,68% (yoy),” ungkap Wahyu.
Pertumbuhan berdasarkan lapangan usaha
Menurut BI Kaltara, LU pada sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar, serta sektor Industri Pengolahan menunjukkan peningkatan kinerja selama triwulan II 2024.
“Sektor Konstruksi juga tumbuh tinggi sebesar 11,57% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, didorong oleh berlanjutnya pembangunan sejumlah proyek strategis baik nasional maupun daerah seperti Kawasan industri Hijau Indonesia (KIHI), Jalan Perbatasan Malinau-Krayan,
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sei Mentarang, dan Pabrik pengolahan pulp dan kertas di Tarakan,” ungkap Wahyu.
Sektor Perdagangan besar dan eceran tumbuh sebesar 10,67% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2024 sebesar 10,17% (yoy). Pertumbuhan sektor Perdagangan seiring dengan perayaan HBKN Keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha, rangkaian cuti bersama, dan momen libur anak sekolah pada Triwulan II 2024 serta tetap tingginya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Sektor Industri Pengolahan tumbuh sebesar 3,81% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,93% (yoy), didorong oleh penambahan permintaan dari negara tujuan ekspor seperti Jepang.
LU Pertanian juga tumbuh terbatas sebesar 2,04% (yoy), melambat dibandingkan triwulan I
2024 sebesar 5,01% (yoy), dipengaruhi oleh perlambatan ekspor rumput laut dan perikanan yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Ekonomi Kaltara