
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan bahwa diplomasi yang diperlukan saat ini adalah yang menjawab tantangan secara berani melalui cara-cara yang inovatif.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia akan menempatkan diri di panggung dunia, sesuai dengan marwahnya sebagai sebuah negara besar, dan sebagai mitra terpercaya, serta tetangga yang baik,” kata Menlu Sugiono dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri (10/1).
Acara PPTM kali ini yang dihadiri hampir 300 tamu undangan, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dan Alwi Shihab, Duta Besar dari Perwakilan negara-negara sahabat, anggota Komisi I DPR RI, menandakan dimulainya agenda diplomasi Indonesia tahun 2025 dengan semangat kolaborasi.
Dalam pidatonya, Menlu Sugiono menyoroti berbagai tantangan global yang melanda dunia dan dapat mengancam pembangunan. Hal ini termasuk konflik dan ketidakstabilan, krisis pangan, energi, air, serta perubahan iklim.
Menlu menyampaikan, jika situasi ini dibiarkan, negara berkembang akan semakin terpinggirkan dan konflik terbuka menjadi skenario terburuk.
“Menghindari pertikaian adalah langkah pertama menuju perdamaian. Setiap konflik harus diidentifikasi dan ditangani sedini mungkin, sebelum semua terlambat dan merembet menjadi konflik yang tidak terkendali,” ujar Menlu Sugiono.
Lebih lanjut, Menlu menyampaikan bahwa sesuai visi Presiden Prabowo, perdamaian hanya dapat tercipta melalui kerja sama.
“Adalah suatu hal yang mustahil jika kita berkeinginan menjadi pemimpin, apalagi bagian dari kepemimpinan global, jika kita sendiri sebagai negara, lemah”, ujar Menlu Sugiono.
Oleh karena itu, Menlu Sugiono menekankan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, peran internasional dan pembangunan nasional harus berjalan seiring dan seimbang.
Dalam pernyataan pers, juga Menlu RI menyoroti prioritas strategis Indonesia untuk kebijakan luar negeri ke depan, melalui langkah-langkah konkret dan diplomasi aktif. Isu-isu yang diangkat termasuk melalui peningkatan peran di kawasan dan global, perjuangan hak Palestina, diplomasi kedaulatan dan ketahanan nasional, penguatan kerja sama ekonomi, pelindungan WNI di luar negeri, serta penguatan peran diaspora dalam pembangunan nasional.
“Kita akan melakukan upaya-upaya untuk menjaga wibawa politik luar negeri Indonesia, dan menunjukkan diri sebagai negara besar dan berdaulat di mata masyarakat internasional,”paparnya Menlu Sugiono.
“Untuk itu, diplomasi Indonesia harus bisa beradaptasi dan tidak lagi terjebak dalam rutinitas,” sambungnya.
Menlu Sugiono menutup pidatonya dengan menekankan diplomasi memerlukan usaha yang konsisten, kolaborasi, dan tidak dapat dicapai sendirian.
“Diplomasi adalah kerja kolektif, dan kami hanya bisa melangkah sejauh dukungan yang dibangun bersama,” ungkap Sugiono.
Menlu Sugiono juga memberikan apresiasi terhadap rekan-rekan media sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, dan mendorong transparansi, akuntabilitas dan keterbukaan informasi.
Selain pidato Menlu RI, PPTM 2025 juga menghadirkan Digital Diplomacy Award (DDA) untuk perwakilan diplomatik yang inovatif di era digital, serta Adam Malik Awards (AMA) bagi media yang mendukung diplomasi Indonesia melalui pemberitaan berkualitas.
PPTM merupakan tradisi diplomasi tahunan Kemlu untuk menyampaikan arah strategis kebijakan luar negeri Indonesia.
Sumber: Kementerian Luar Negeri | Editor: Intoniswan
Tag: Diplomasi