Sukses Meriahkan HUT Nunukan, Ini Filosofi Tari Jepin dan Semajau

Tarian Jepin massal di acara HUT Kabupaten Nunukan dibawakan 700 orang. (Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Lagu khas suku Tidung berjudul Impong De Lunas Insuai dan Semajau menggema mengiringi tarian Jepin massal memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Nunukan ke 24 yang dilaksanakan di gedung DPRD Nunukan.

Tarian Jepin massal melibatkan 500 orang perwakilan dari instansi pemerintah dan organisasi masyarakat serta diikuti 200 tamu undangan yang hadir usai mengikuti Rapat Paripurna Istimewa DPRD Nunukan.

Koordinator Pelatih Tari Jepin Nunukan, H. Surai mengatakan, lagu bahasa Tidung Impong De Lunas Insuai, dalam filosofinya diartikan jangan pecah dalam satu tujuan yang sama atau bersatu padu dalam kebersamaan.

“Impong De Lunas Insuai menggambarkan keberagaman perbedaan tetapi tetap bekerja sama sehingga menghasilkan yang terbaik untuk Nunukan,” kata Surai pada Niaga.Asia, Kamis (12/10/2023).

Tarian Impong De Lunas Insuai sendiri memiliki empat gerakan yakni, gerak pertama mengatupkan tangan di dada sebagai tanda ucapan syukur atas rezeki yang diberikan oleh allah kepada hambanya.

Gerakan kedua disebut Pilamboi atau melambaikan tangan yang artinya memanggil rezeki agar datang ke rumah dengan segala berkah dan berlimpah. Gerakan ketiga menggambarkan lambaian tangan bawah yang artinya bekerjasama dalam mencari rezeki dengan semua suku dan ras.

“Gerakan keempat menggambarkan keinginan bahwa semua sudah menjadi satu sehingga masyarakat tidak boleh lagi pecah dalam satuan tujuan yang sama,” tutur Surai.

Kemudian, lagu Semajau yang digunakan pada tarian diartikan sebagai bentuk bergembira dan menari bersama-sama. Tarian Sumajau tidak memiliki gerakan khusus karena semua penari bebas namun tetap dalam satu panduan.

Tari Semajau bisanya dinyanyikan di acara pesta panen dan pesta rakyat maupun pesta pernikahan, Semajau sendiri merupakan tarian khas Dayak Murut yang menjadi rumput dari suku Tidung di Kalimantan Utara (Kaltara) dan Sabah, Malaysia.

“Suku Tidung adalah bagian dari Suku Dayak Murut yang keberadaannya tersebar di Kaltara sampai Malaysia,’ bebernya.

Penari Jepin yang berasal dari instansi Pemerintah Nunukan berjumlah 500 orang akan dipertahankan untuk kembali mengikuti tarian budaya di acara Irau Nunukan dilaksanakan bulan November 2023.

Penari Jepin yang nantinya ditampilkan pada Irau Nunukan akan ditambah dari perwakilan masyarakat Kecamatan Sebuku, Kecamatan Sembakung, Kecamatan Lumbis dan kecamatan Krayan yang jumlahnya mencapai 1.000 orang.

“Inilah satu cara kita melestarikan budaya adat Tidung dan paling membahagiakan tarian Jepin tadi diikuti semua suku di Nunukan,” ujarnya.

Mewakili lembaga adat Tidung, Surai mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Nunukan yang memberikan dukungan dana untuk memeriahkan HUT Kabupaten Nunukan dalam berbagai macam kegiatan.

“Kepada masyarakat terimalah apa yang diberikan pemerintah untuk kemajuan Nunukan, mari bersatu padu membangun daerah ini,” ungkap Surai.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: