Suporter Jokowi Angkat Elektabilitas Prabowo

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama eks-politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko (kanan) berpose sambil mengepalkan tangan usai menghadiri deklarasi Gerakan PraBu di Gedung Marina, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/08). (Foto Antara)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pengamat politik menilai sedang ada momentum untuk mengangkat elektabilitas Prabowo Subianto pada Pilpres 2024, seiring merapatnya para pendukung Presiden Joko Widodo ke bakal calon presiden tersebut.

Dukungan dari mantan aktivis ’98 Budiman Sudjatmiko–yang berbuntut pemecatan dari PDI Perjuangan–menambah “modal sosial” Prabowo, menurut pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio.

“Karena dengan hadirnya Budiman, [Prabowo] nggak bisa lagi diserang tentang HAM. Pasti Budiman akan tampil untuk mencegah orang membicarakan itu,” ujarnya.

Budiman Sudjatmiko adalah pendukung Jokowi yang terang-terangan merapat ke Prabowo. Dukungan ini terjadi di tengah spekulasi Presiden Jokowi lebih condong mendukung ketua Partai Gerindra itu pada Pilpres 2024 daripada capres pilihan partainya sendiri, Ganjar Pranowo.

Hendri Satrio menilai kedatangan Budiman Sudjatmiko ke kubu Prabowo telah membantu menciptakan momentum untuk bakal calon presiden tersebut.

Hendri meneliti tentang momentum politik untuk disertasi S3-nya di Universitas Bina Nusantara. Dia menjelaskan bahwa ada tiga variabel yang diperlukan untuk menumbuhkan karier politik di Indonesia: kepemimpinan transformasional, pengalaman bisnis, dan modal sosial.

Sejak bersaing pada Pilpres 2019, hubungan Jokowi dan Prabowo – yang sejak itu telah menjabat menteri pertahanan – tampak semakin akrab. (GETTY IMAGES)

Menurut Hendri, Prabowo telah belajar kepemimpinan transformasional dari Jokowi – hal yang sudah dia akui sendiri. Dia juga diberi kepercayaan untuk memimpin program Food Estate, meskipun oleh banyak orang dianggap gagal.

Adapun modal sosial sekarang dia dapatkan salah satunya dari Budiman Sudjatmiko.

Seperti diketahui, Budiman dianggap sebagai simbol dari aktivis perlawanan Orde Baru sementara Prabowo dituding sebagai aktor di balik penculikan aktivis politik di masa itu.

“Karena salah satu yang selalu saja menjegal Pak Prabowo adalah isu HAM. Sementara Mas Budiman Sudjatmiko adalah tokoh, ikon perjuangan demokrasi dan perjuangan anti-pelanggaran HAM. Maka pada saat mas Budiman datang itu, jelas dia menciptakan momentum untuk Pak Prabowo,” tutur Hendri.

Bagaimanapun, menurut Hendri, modal sosial terbesar bagi Prabowo adalah dukungan dari Jokowi, yang dia tunjukkan dengan tampil bersama sang menteri pertahanan dalam banyak kesempatan. Bahkan, Jokowi sempat mengatakan bahwa periode pemerintahan berikutnya adalah “jatah” Prabowo.

“Jadi memang semua variabelnya itu mendorong ke sana supaya momentum politiknya Pak Prabowo meningkat,” kata Hendri.

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah kelompok masyarakat pendukung Jokowi dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019 mulai merapat ke Prabowo. Mereka di antaranya Pro Jokowi (Projo), yang sudah menggelar deklarasi di berbagai daerah, dan Jokowi Mania (Joman).

Sejumlah partai pendukung pemerintahan Jokowi juga merapat ke Prabowo. Baru-baru ini, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar turut mendeklarasikan Prabowo sebagai calon presiden.

Padahal, PAN dan Golkar bersama PPP awalnya membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang awalnya diperkirakan akan mendukung Ganjar.

Meskipun tidak pernah dikonfirmasi secara eksplisit oleh Jokowi, banyak pengamat melihat ada indikasi kuat bahwa presiden lebih mengarahkan dukungannya kepada Prabowo daripada Ganjar. Sebelumnya, dia mengatakan akan “cawe-cawe” di Pemilu 2024 demi bangsa dan negara.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Aribowo, mengatakan Jokowi berharap program-programnya akan berlanjut di kepemimpinan berikutnya; salah satunya adalah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

Namun kekuasaan Jokowi di partainya sendiri PDI Perjuangan terbatas karena ada Megawati. Di sisi lain, menurut Aribowo, Jokowi tampaknya sudah “merasa nyaman” dengan Prabowo.

“Apapun yang dia [Jokowi] lakukan, mulai dari bagaimana membangun IKN, membagi IKN, mengerjakan IKN, lalu perilaku politik Jokowi apapun itu tidak pernah dibantah oleh Prabowo. Bahkan Prabowo dengan Golkar mengatakan guru politik dia adalah Jokowi,” dia menjelaskan.

Hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini menunjukkan bahwa dukungan Presiden Jokowi tampaknya menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan pemilih dalam Pilpres 2024 mendatang.

Menurut Litbang Kompas, proporsi pemilih yang mengikuti rekomendasi Jokowi soal pencapresan mengindikasikan masyarakat ingin presiden berikutnya melanjutkan program kerja dan pencapaian pemerintahan Jokowi.

**) Artikel ini bersumber dari BBC News Indonesia yang sudah tayang dengan judul; “Prabowo dapat ‘momentum politik’ seiring aliran dukungan dari suporter Jokowi, kata analis politik

Tag: