
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Surplus neraca perdagangan berlanjut pada Januari 2025 sebesar 3,5 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya. Perkembangan ini antara lain didukung oleh ekspor beberapa komoditas seperti logam mulia dan perhiasan/permata, produk kimia, serta karet dan barang dari karet.
“Sedangkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2024 diprakirakan mencatat surplus seiring dengan defisit transaksi berjalan yang terjaga dan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam siaran persnya, hari Rabu, seusai memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Februari 2025.
Menurut Perry, di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, aliran modal asing ke investasi portofolio hingga pertengahan triwulan I 2025 (17 Februari 2025) mencatat net inflows 1,5 miliar dolar AS.
“Perkembangan ini antara lain dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing ke instrumen SBN yang secara neto tercatat 0,5 miliar dolar AS.”
Sedangkan posisi cadangan devisa Indonesia pada Januari 2025 tercatat tinggi sebesar 156,1 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Secara keseluruhan, NPI 2025 diprakirakan terjaga didukung oleh defisit transaksi berjalan yang tetap sehat dalam kisaran defisit 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB serta berlanjutnya surplus transaksi modal dan finansial.
“Prakiraan pada surplus transaksi modal dan finansial dipengaruhi oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang tetap baik dan imbal hasil investasi yang menarik,” kata Perry.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Perdagangan