Survei: Mayoritas Guru di Jepang Bekerja Melebihi Batas Lembur Bulanan

Tenaga pendidik di Jepang (tangkapan layar/HK)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Sebuah survei oleh Kementerian Pendidikan Jepang menemukan bahwa sebagian besar guru SD dan SMP masih bekerja lembur melebihi batas bulanan yang ditetapkan hukum, meskipun lama jam kerja berkurang dibandingkan survei sebelumnya.

Kementerian pada Jumat 28 April 2023 merilis hasil pendahuluan survei tersebut yang dilakukan pada tahun fiskal yang berakhir bulan Maret.

“Survei itu menyasar sekitar 35.000 guru SD dan SMP. Survei tersebut dilakukan untuk pertama kalinya dalam enam tahun,” tulis kantor berita NHK dalam laporannya, Jumat 28 April 2023.

Survei tersebut menyoroti jumlah jam kerja guru di sekolahnya selama sepekan pada bulan Oktober dan November. Hasilnya menunjukkan bahwa secara rata-rata, para guru SMP bekerja selama 11 jam dan satu menit dalam sehari pada hari kerja dan guru SD selama 10 jam dan 45 menit dalam sehari.

“Angka ini masing-masing turun sekitar 30 menit dibandingkan survei sebelumnya,” NHK melaporkan.

Namun, survei itu menemukan bahwa 77,1 persen guru SMP dan 64,5 persen guru SD kemungkinan bekerja melampaui batas lembur yang ditetapkan hukum yaitu 45 jam dalam sebulan.

Kementerian mengatakan meskipun lama jam kerja berkurang berkat teknologi informasi dan berkurangnya acara-acara sekolah karena pandemi virus korona, praktik buruk jam kerja yang panjang para guru di Jepang masih belum ditangani.

Menteri Pendidikan Nagaoka Keiko mengatakan kepada wartawan bahwa ia menerima hasil survei itu dengan sepenuh hati.

“Ia mengatakan pemerintah akan berupaya mereformasi kondisi kerja para guru sambil pada saat yang sama meningkatkan kualitas pendidikan,” demikian laporan NHK.

Sumber : NHK | Editor : Saud Rosadi

Tag: