
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Anggota Komisi IV, Syahariah Mas’ud menyatakan sangat kecewa atas ketidakhadiran Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Rahmat Ramadhan di Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur di Gedung E Kompleks DPRD Kaltim, Senin (21/4/2025).
Dalam forum yang semestinya menjadi ajang evaluasi dan perumusan solusi terhadap berbagai persoalan pendidikan di Kaltim ini, Syahariah mempertanyakan absennya Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Ketidakhadiran pimpinan utama OPD tersebut dinilai Syahariah sebagai penghambat dalam menemukan solusi konkret atas berbagai persoalan pendidikan yang masih mengakar.
“Saya lebih senang kerja yang dimulai dari komunikasi. Tanpa komunikasi, sekecil apa pun masalah, tidak akan bisa selesai. RDP seperti ini semestinya dihadiri lengkap Kepala Dinas, kepala bidang, semua yang berkaitan. Supaya pembahasan kita utuh, komprehensif,” ujar Syahariah dengan nada tegas.
Lebih lanjut, politisi perempuan dari Dapil Kabupaten PPU dan Paser ini juga menyinggung perbedaan tanggung jawab dan kedisiplinan antara eksekutif dan legislatif.
Menurutnya, anggota DPRD hanya punya waktu lima tahun untuk membuktikan kinerja kepada rakyat. Sementara, pejabat dinas bisa terus menjabat hingga pensiun. Maka, semestinya ada kesadaran lebih besar dari OPD untuk bersinergi.
“Kami ini punya masa kerja terbatas. Kalau kami tidak bekerja maksimal, masyarakat tidak akan memilih kami lagi. Sementara Bapak-bapak di dinas, masa jabatannya tidak sama. Makanya harus ada keseriusan, jangan anggap sepele rapat seperti ini,” ujarnya tajam.
Syahariah juga menyarankan agar setiap RDP dipersiapkan lebih matang. Ia menginginkan agar dua hari sebelum pertemuan, pihak dinas sudah mengirimkan undangan sekaligus rincian program dan pokok-pokok pembahasan.
Hal ini dinilai penting agar anggota dewan bisa mempelajari materi terlebih dahulu dan memberikan masukan yang tepat sasaran.
“Pertemuan seperti ini jangan serampangan. Saya ingin rapat yang sistematis, berbasis data dan target. Supaya kita pulang bawa hasil, bukan kebingungan. Hari ini saya mondar-mandir, pusing kepala karena materi berubah-ubah, nggak ada alur,” keluhnya.
Ia pun menegaskan komitmennya untuk terus bekerja serius meski harus lembur hingga larut malam, asalkan tujuan dan target kerja jelas. Hal ini menjadi sindiran terselubung bahwa banyak agenda birokrasi yang terkesan asal jalan, tanpa arah dan tanpa pencapaian.
“Saya biasa kerja sampai subuh asal target tercapai. Tapi kalau sistem kerja kita seperti ini terus, asal datang, asal bicara, tanpa arah, maka tak akan ada solusi. Kita hanya mengulang-ulang masalah yang sama setiap tahun,” pungkasnya.
Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | Adv DPRD Kaltim
Tag: Pendidikan