Tahun 2022 Pasar Produk Kecantikan Global Sekitar USD 430 Miliar

Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey; Ketua Umum PPAK, Solihin Sofian; dan Sekretaris Jenderal Perkosmi, Yanne Sukmadewi, hadir sebagai narasumber dalam Forum Bisnis  Peritel  Indonesia  yang  mempertemukan  peritel  dalam  negeri  dengan  produsen kosmetik lokal di Jakarta, Selasa (5/9/2023). (Foto Kemendag)

JAKARTA.NIAGA.ASIA –  Ketua Umum Perhimpunan  Perusahaan  dan  Asosiasi  Kosmetika  (PPAK)  Solihin  menuturkan,  pada  2022,  pasar  kecantikan seperti perawatan  kulit,  wewangian,  tata  rias,  dan  perawatan  rambut  menghasilkan  pendapatan  sekitar USD 430   miliar secara global.

“Sejak   melewati   puncak   pandemi   Covid-19,   pasar   kecantikan diperkirakan  akan  mencapai  nilai  sekitar  USD  580  miliar  pada  2027.  Proyeksi  pertumbuhan diperkirakan 6 persen per tahun,” kata Solihin ketika berbicara di Forum Bisnis  Peritel  Indonesia  yang  mempertemukan  peritel  dalam  negeri  dengan  produsen kosmetik lokal yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Begitupun  di  Indonesia,  laporan  Statista  pada  2023  menunjukkan  bahwa  pendapatan  di  pasar kosmetik  berjumlah  USD  1,85  miliar  pada  2023  dan  diperkirakan  akan  tumbuh  setiap  tahun sebesar 5,26 persen.

Menurut  Solihin,  etalase  toko  dibutuhkan  untuk  terus  meningkatkan  pasar  kosmetik  di  dalam negeri.  Etalase  menjadi  kebutuhan  penting  agar  para  pemakai  kosmetik  dapat  melihat  produk secara  langsung.

“Menggunakan toko sebagai etalase untuk produk kosmetik adalah strategi penting  dalam  bisnis.  Etalase  yang  menarik  dan  efektif  dapat  membantu  menarik  perhatian pelanggan,  membangun  citra  merek  yang  kuat,  dan  meningkatkan  penjualan  produk,” kata Solihin.

Pada  kesempatan  yang  sama,  Sekjen  Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi)  Yanne  menjelaskan  tentang  daya  saing  kosmetika Indonesia dan potensinya yang besar.

Forum Bisnis Peritel Indonesia hari ini menjadi bagian dari rangkaian sinergi oleh Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) untuk mendukung pemasaran produk kosmetik Indonesia sebagai salah satu produk pendukung modest fashion melalui jejaring ritel Indonesia. (Foto Kemendag)

Menurut Yanne, kosmetik tematik di Indonesia memperkaya khasanah  dunia  kosmetika  dan  dapat  menjadi  keunikan  tersendiri.

“Selain  itu,  kosmetik  halal  di Indonesia memberi nilai lebih sehingga dapat mengisi pasar manca negara yang memiliki penduduk muslim,” ungkapnya.

Di  samping  itu, lanjut Yanne,  gaya  hidup  masyarakat  masih  terus  berkembang.  Kebutuhan  untuk  tampil  cantik dan menarik juga semakin tinggi. Klinik kecantikan tumbuh tidak hanya di kota-kota besar. Selain gaya  hidup,  cara  berdagang  kosmetik  juga  berkembang  mengikuti  perubahan  zaman.  Salah  satu indikasinya adalah peningkatan penjualan kosmetik secara daring.

“Pemerintah  dan  pemangku  kepentingan  industri  kosmetik  secara  berkesinambungan  perlu mendukung  sekaligus  mengawasi  sektor  ini.  Dibutuhkan  juga  peraturan  yang  sejalan dengan zaman dan upaya menjaga daya saing industri lokal agar bisa kompetitif di pasar,” tambah Yanne.

Sementara Ketua    Umum  Aprindo  sekaligus  ketua  umum  asosiasi  ritel  di  asia  pasifik  atau  Federation  Asia Pacific  Retail  Association  (FAPRA),  Roy  Nicholas  Mandey,  mengatakan  jaringan  yang  dibangun Aprindo bisa dimanfaatkan produk lokal Indonesia ke pasar global.

“Kita bisa memanfaatkan networking FAPRA untuk memasarkan produk-produk unggulan ke pasar global.  FAPRA  memiliki  posisi  penting  untuk  memengaruhi  kebijakan,sehingga  produk  lokal  bisa masuk ke pasar global  melalui kerja sama business to business (B-to-B),” katanya.

Menurut Roy, kegiatanB-to-B ini perlu dukungan  fasilitasi  pemerintah  Indonesia,  khususnya  Kemendag,  agar  produk  kosmetik  lokal  bisa masuk ke jaringan FAPRA. Aprindo memimpin FAPRA hingga 2025, sehingga masih ada waktu dua tahun lagi untuk berkolaborasi.

Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI), dan Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetik (PPAK) menggelar Road to JMFW 2024: Forum Bisnis Peritel Indonesia di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (5/09/2023). (Foto Kemendag)

Direktur  Pengembangan  Ekspor  Jasa  dan  Produk  Kreatif  Kemendag,  Miftah  Farid  Miftah, dalam acara yang sama mengatakan, bahwa   pasar   domestik   semakin   meningkat   dan   penjualan   ritel merupakan salah satu jaringan pemasaran bagi penjualan produk kosmetik di Indonesia.

“Untuk itu, kami berharap forum bisnis kali ini dapat menjadi langkah awal bagi industri kosmetik dan industri ritel untuk menjalin kerja sama dalam meningkatkan pemasaran di dalam negeri, dan selanjutnya hingga manca negara,” katanya.

Data  Euromonitor  pada  2022  mencatat  bahwa  terdapat  3,98  juta  unit  ritel  di Indonesia.  Jumlah  ini  terdiri  atas  lebih  dari  41  ribu  ritel  toserba,  1.500  pasar  swalayan,  dan  298 unit jenis hypermarket.

“Penjualan ritel mencapai Rp1.526,2 trilliun atau meningkat 8,6 persen dari 2021,” ujar Miftah..

Jakarta  Muslim Fashion   Week   (JMFW)   2024 akan dilaksanakan pada 19-21 Oktober 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi  Serpong  Damai  (BSD),  Tangerang.

Selain  menampilkan  ajang  fesyen  dan  produk modestfashionIndonesia,  JMFW  2024  juga  akan  menghadirkan  produk  kosmetik  buatan  Indonesia  yang sudah dikenal masyarakat.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan 

Tag: