ATHENA.NIAGA.ASIA – Pada 2022, nilai total perdagangan RI-Yunani tercatat sebesar USD 421,5 Juta atau meningkat 33,72% ketimbang nilai total perdagangan 2019 (pra-pandemi Covid-19) sebesar USD 315,2 Juta.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta orang, Indonesia merupakan pasar potensial bagi Yunani. Demikian pula, Yunani merupakan potential hub bagi akses pasar produk Indonesia, khususnya ke kawasan Balkan, Mediterania Timur dan Eropa Selatan.
Dubes RI Athena, Bebeb A.K. Nugraha Djundjunan mengatakan itu saat meresmikan Indonesian-Hellenic Business Forum (IHBF) pada 21 Maret 2023 secara hybrid yang diinisiasi oleh KBRI Athena.
IHBF merupakan platform khusus bagi pebisnis Indonesia dan Yunani, dan beragam kalangan lainnya, untuk saling berkomunikasi, bertukar pengalaman, lesson-learned, dan berkolaborasi bagi peningkatan hubungan dagang, investasi, pariwisata, bisnis, dan ekonomi kedua negara. IHBF diharapkan dapat beroperasi secara mandiri dan/atau memfasilitasi fungsi kamar dagang dan industri Indonesia-Yunani di masa mendatang.
Dubes RI Athena menyampaikan bahwa peluang pengembangan bisnis Indonesia-Yunani, dengan mempertimbangkan lokasi strategis dan kesamaan karakteristik kedua negara sebagai negara maritim, serta nilai perdagangan kedua negara yang terus berkembang selama kurun waktu 5 tahun terakhir.
“Besar peluang ekspor komoditas unggulan Indonesia ke Yunani, seperti minyak kelapa sawit, kertas dan tisu, sparepart kendaraan bermotor, serta batubara,” kata Dubes RI Athena.
Turut hadir memperkaya wawasan para hadirin adalah Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Ayodhia G.L. Kalake, serta Anggota Independen dari Dewan Pengawas INA (Indonesia Investment Authority), Darwin Cyril Noerhadi.
Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan bahwa perekonomian Indonesia telah tumbuh positif hingga 5,31% pada 2022. Tercatat pula kenaikan nilai FDI di Indonesia sebesar 47% di periode yang sama.
Pada kesempatan tersebut Ayodhia turut mengundang para mitra bisnis Yunani untuk berinvestasi di Indonesia melalui kerja sama Public-Private-Partnership (PPP) dengan sejumlah insentif, diantaranya tax holiday, tax allowance, VAT exemption, hingga release of import duty, serta menawarkan Strategic Integrated Port Network Projects, Indonesian Sea Tolls, hingga Special Economic Zone (SEZ).
Mewakili INA, Noerhadi memberikan pemetaan rinci terkait sektor prioritas investasi di Indonesia, diantaranya sektor infrastruktur dan logistik (jalan tol, pelabuhan, bandara, cold storage, warehouses), green energy & transformation (waste management, geothermal, energy transition, hingga green fund), digitalization, layanan kesehatan, properti dan pariwisata, layanan finansial, pertanian, pertambangan, konstruksi, hingga elektronik.
Kedua narasumber menunjukkan bahwa Indonesia saat ini telah menjadi kekuatan ekonomi di Kawasan, sekaligus sentra yang menguntungkan bagi investasi, dan kerja sama ekonomi dan bisnis masa depan.
Kegiatan diapresiasi oleh sekitar 70 partisipan Yunani dan Indonesia (mewakili lebih dari 50 perusahaan), yang hadir secara fisik maupun virtual. Pada kesempatan tersebut, Mr. Zisis Poulios dari Violar S.A (salah satu produsen kapas terkemuka Yunani) turut menyampaikan pengalaman bisnisnya di bidang tekstil dengan mitra di Jakarta, Bandung, dan Solo yang dinilainya sangat profesional dan dapat dipercaya.
Secara umum, para hadirin memandang forum perlu diselenggarakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan, bisnis dan investasi antara kedua negara.
Forum IHBF bersifat terbuka dan dapat diikuti oleh seluruh kalangan bisnis kedua negara, melalui Marina-Evgenia Koroli dari konsultan hukum Marina-Evgenia Koroli Law Office, yang akan bertindak selaku narahubung/liaison officer IHBF.
Sumber: KBRI Athena | Editor: Intoniswan
Tag: lPerdagangan Internasional