Tahun 2023 Tercatat 34 Perusahaan Mendaftar sebagai Anggota Bursa CPO

Crude oil palm (CPO) dari perkebunan sawit di Kaltim penyumbang kedua terbesar ekspor non migas Kaltim, setelah batubara. (Foto HO/Net)

BANDUNG.NIAGA.ASIA – Selama  2023,  tercatat  34  perusahaan  CPO mendaftar  sebagai  anggota bursa perdagangan berjangka komoditi (PBK). Transaksi CPO Futures (CPOTR) juga didorong  untuk  mendukung  likuiditas  transaksi dan  nilai transaksinya mencapai 1.822 lot (9.110 metrik ton) pada 2023.

Pernyataan  tersebut  diutarakan Plt Kepala  Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka  Komoditi, Kasan  saat  membuka  Outlook  Perdagangan  Berjangka  Komoditi  dan Rapat  Kerja  Bappebti  2024  di  Bandung, Jawa  Barat, Kamis  (11/1).

Kementerian Perdagangan   terus   berupaya   melakukan   langkah   strategis   dalam mendorong pertumbuhan  perdagangan  dan  ekonomi  nasional  menuju  Indonesia  Emas  2045.  Salah satunya  melalui  perdagangan  berjangka  komoditi  (PBK)  dengan  penguatan  kolaborasi  pemerintah dengan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan industri PBK yang kuat dan berkelanjutan.

Acara dihadiri anggota Badan  Supervisi  OJK  Didid  Noordiatmoko, Self  Regulatory Organization  (SRO)  di industri  PBK, Sistem Resi Gudang (SRG), dan Pasar Lelang Komoditas (PLK), asosiasi terkait, serta bank mitra Bappebti.

Menurut Kasan, sejumlah  catatan  besar  dari  capaian  sepanjang  2023  memberi  fondasi  bagi  optimisme  industri  PBK di 2024.  Bappebti terus  proaktif,  responsif,  dan  antisipatif  terhadap  perekonomian  dan  perdagangan nasional  dan  global  dengan  berbagai  strategi  kebijakan  untuk  pengembangan  PBK.

“Kerja  sama seluruh  pemangku  kepentingan  juga  perlu  ditingkatkan  untuk  mendorong  industri  PBK  tumbuh  lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelas Kasan dalam sambutannya.

Dalam penguatan komoditas strategis Indonesia, Kasan meneruskan, Kementerian Perdagangan telah membentuk Bursa Berjangka Crude Palm Oil (CPO) Indonesia pada 13 Oktober 2023 untuk pasar lokal dan  bersifat  sukarela.

“Tujuannya,  membentuk  harga  acuan  CPO  yang  transparan,  kredibel,  dan real time sehingga Indonesia memiliki harga acuan sendiri dan tidak bergantung pada bursa Malaysia dan Rotterdam,” kata Kasan.

Harga acuan CPO tersebut dapat mendorong penentuan Harga Patokan Ekspor (HPE) dan peningkatan penerimaan  negara  dari  pajak.  Selain  itu,  harga  acuan  CPO  berkontribusi  pada  perbaikan  harga tandan   buah   segar   (TBS)   yang   diatur   Kementerian   Pertanian   dan   harga   acuan   biodiesel   oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral lebih akurat.

Menurut Kasan, sejak  bursa  CPO  Indonesia  terbentuk,  berbagai  upaya  dilakukan  Bursa  dan  Bappebti  bersama  Kamar Dagang  dan  Industri  (KADIN)  Indonesia  dan asosiasi  melalui  sosialisasi,  pendekatan  kepada  pelaku usaha,  dan  pelatihan  teknis.

Selain itu dalam mendorong transaksi CPO, Bappebti telah memperluas pelabuhan serah terima CPO fisik  menjadi  19  pelabuhan  melalui  Peraturan  Tata  Tertib  (PTT)  Bursa.  Pelabuhan  tersebut  adalah Meulaboh, Teluk Bayur, Pulau Baai, Panjang, Talang Duku, Boom Baru, Kijing, Bumiharjo, Bagendang, Trisaksi,  Semayang,  Maloy,  Mamuju,  Manokwari,  Bintuni,  Jayapura,  dan  Merauke,  selain  Dumai  dan Belawan.

Kasan menjelasakan, sebagai  langkah  konkret  pada  2024, Bappebti mendorong peningkatan  likuiditas  transaksi  CPO di  bursa dan meminta  kepada  ekosistem  bursa  CPO  yang  diberi  mandat  untuk  menjalankan  bursa CPO  fisik  dan futures dengan  baik  melalui layanan  yang  lebih  optimal.

“Bursa juga  harus independen, adil,  dan berintegritas. Selain itu,kepada seluruh pelaku  usaha  CPO,  baik yang besar maupun pabrik kelapa sawituntuk meramaikan transaksi di bursa CPO Indonesia,” ujarnya.

Kasan  menambahkan, langkah strategis lain     Bappebti     pada     2024 yaitu meningkatkan pelatihan/sosialisasi kepada pelaku usaha dan mendorong pelaku usaha CPO lokal untuk bertransaksi. Selanjutnya, mendorong transaksi CPO orientasi ekspor dan menguatkan kolaborasi Bappebti dengan bursa, unit dan kementerian terkait, serta asosiasi (termasuk mendorong pemberian insentif).

Sumber: Siaran Pers Kemendag | Editor: Intoniswan

Tag: