Tari Jepen Banyak Dipengaruhi Budaya Islam dan Melayu

Penata tari Novarita bersama para peserta workshop tari pesisir dan pedalaman Disdikbud Kota Samarinda di Hotel Royal Park, Samarinda, Rabu (7/6/2023)  (Foto Hamdani/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Perkembangan tari Jepen yang merupakan salah satu pilar budaya pesisir, banyak dipengaruhi budaya Islam dan Melayu.

Menurut koreografer tari Dra. Hj. Novarita, MM., di hadapan  peserta workshop tari pesisir dan tari pedalaman Disdikbud Kota Samarinda, di Hotel Royal Park, Samarinda, Rabu (7/6), pengaruh islam dan melayu pada tari Jepen terlihat pada musik pengiring, busana dan gerakan.

Terlepas dari ihwal keterpengaruhan itu, Jepen sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat pesisir Kaltim, terutama pada etnis Kutai, sejak ratusan tahun lalu.

Tari ini dikenal sebagai tari pergaulan yang bersahaja, namun dinamis, enerjik dan aktraktif. Apalagi diiringi dengan musik dan lagu tingkilan yang mengalun, sesekali menghentak.

Kepada para peserta workshop, Novarita membatasi materinya pada tiga jenis Jepen dan kembangannya, Jepen Eroh, Jepen Genjoh Mahakam dan Jepen Tajong Samarinda.

“Kendati ketiga tari Jepen itu memiliki perbedaan dalam pengembangan gerak, pola lantai, busana, properti dan lagu tingkilan pengiringnya, tapi tetap mempunyai pakem ragam gerak yang sama,” ungkap Novarita yang juga Kepala UPTD Taman Budaya Kaltim itu.

Novarita lantas mengurai, ada 13 ragam gerak dalam tari jepen; hormat/pembuka, jalan, samba, samba setengah, samba penuh, ayun tangan, gelombang, jalan ketam, langkah belaw, putar gasing, tendang kuda, tepok dan tahtim.

Menyinggung tentang perkembangan kreasi tari sudah sedemikian rupa pesatnya, Novarita menyebutnya sebagai sesuatu yang wajar.

“Tari Jepen sudah berkembang pesat dinamis. Banyak kreasi dari para panata atau koreografer dalam gerak, pola lantai dan musik pengiring. Seperti misalnya tari Jepen Tajong Samarinda yang merupakan hasil kreasi penata tari Sanarinda. Itu sah-sah saja, asal tidak terlampau jauh dari pakem jepen yang ada,” ungkapnya.

Dalam workshop satu hari itu disampaikan juga materi tari pedalaman dari penata tari Agnes Gering Belawing.

Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: