Tari Khas Kutim Diolah Saat Bimtek Berbasis Kearifan Lokal

Tarian kreasi yang menjadi cikal bakal tari kreasi khas Kutai Timur yang diperagakan pada saat Bimtek Tari Kreasi Berbasis Kearifan Lokal Disdikbud Kutim, 15-17 November 2023, di Hotel Grand Sawit, Samarinda. (Foto: Hamdani/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Harapan Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman agar Kutai Timur memiliki tari kreasi khas daerahnya, terwujud dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kompetensi Penciptaan Gerak Tari Kreasi Berbasis Kearifan Lokal Bagi Guru Seni SMP se Kutim, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur, 15-17 November 2023, Hotel Grand Sawit, Samarinda.

Dalam kegiatan yang menggandeng Unit Layanan Strategis Center for Education, Histotory and Culture of Borneo (Ce-Hero) Universitas Mulawarman, menurut Kabid Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliyansyah, SE, para peserta  dilatih untuk mengkreasikan tari khas Kutim.

“Tentunya tari kreasi yang nantinya menjadi tari khas Kutim itu berbasis kearifan lokal Kutim yang terdiri dari pilar budaya pesisir dan pilar budaya pedalaman,”  kata Padliyansyah kepada niaga.asia, Jumat (17/11).

Untuk mencapai harapan itu, dia menyebut telah menyerahkan secara teknis kepada Ce-Hero Unmul.

“Ce-Hero melalui ketuanya Dr. Jamil, S.Pd., M.Si., telah diberikan sejumlah materi kepada peserta,” lanjutnya.

Selama tiga hari, imbuh Jamil, peserta memperoleh materi ‘Urgensi Kebudayaan’ (Effendi Limbong, S.Pd., M.Ed., Ph.D.), dan  ‘Teknik dan Strategi Penciptaan Tari Kreasi Berbasis Kearifan Lokal’ (Rano Tri Yulianto).

Dilanjutkan ‘Manajemen Pengelolaan Musik Gerak Tari Kreasi Berbasis Kearifan Lokal’ (Eri Surianto), ‘Manajemen Seni Pertunjukan’ (Ian Wahyuni, S.Sn., S.Pd., M.Hum.) dan ‘Evaluasi dan Penguatan’ (Drs. H. Hamdani).

Pada saat evaluasi dan penguatan hasil bimtek terlihat beberapa penari menampilkan tari kreasi yang menjadi cikal bakal tarian khas Kutim.

“Tarian yang dikreasikan itu berbasis tari pedalaman dan pesisir. Demikian pula musiknya. Tapi sesuai dengan masukan, tidak mustahil tarian kreasi itu nantinya akan diperkaya dengan unsur tari dari pilar etnis pendatang,” ucap Jamil yang juga dosen FKIP Unmul itu.

Selanjutnya, dia menyerahkan hasil bimtek ini kepada Disdikbud Kutim untuk ditindaklanjuti. “Saya kira perlu waktu untuk menciptakan tari kreasi khas Kutim yang memenuhi unsur esensi budaya, estetika, pakem dan soal teknis lainnya,” pungkas Jamil.

Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan

 

Tag: