Tidak Menular, Daging Hewan dengan PMK Masih Aman Dikonsumsi Manusia

Kepala DPKH Kaltim Fahmi Himawan (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini merebak di pulau Jawa, mendorong Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kalimantan Timur untuk bertindak cepat. Namun demikian, daging hewan ternak terjangkit PMK masih aman dikonsumsi manusia.

Melalui program 10.000 dosis vaksin PMK dan menjalani karantina ketat di Balai Besar Karantina di Balikpapan, DPKH berupaya mencegah penyebaran sebaran PMK masuk ke Kaltim.

Kepala DPKH Kaltim Fahmi Himawan mengatakan, penyakit PMK yang menyerang hewan ruminansia seperti sapi dan kambing telah merebak di pulau Jawa.

“Kondisi di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jogja saat ini luar biasa penyakit PMK menyebar di sana,” kata Fahmi, diwawancarai di kantornya, Jalan Bhayangkara, Samarinda, Kamis 9 Januari 2025.

Menurut Fahmi, sejauh ini DPKH Kaltim belum menerima laporan lebih lanjut terkait ada tidaknya penyebaran PMK di wilayah Kaltim tahun ini.

“Kalau berdasarkan data yang ada di tahun 2024 ada 132 ekor kasus PMK di Kaltim yang tersebar di daerah Bontang, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. Tapi 83 ekor yang Alhamdulillah sudah sembuh,” ujarnya.

Sedangkan pada akhir tahun Desember 2024 lalu, tercatat ada sapi berasal dari Bali yang terserang penyakit PMK, masuk ke Kaltim. Namun demikian sapi-sapi itu telah menjalani penanganan intensif di Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kaltim, di Balikpapan.

“Terlapor bahwa sebanyak 110 ekor sapi dari Bali yang sampai di Balikpapan pada 29 Desember 2024 ini telah menjalani karantina. Dan 52 ekor lainnya secara klinis terjangkit PMK. Tentunya kita tidak akan keluarkan sapi-sapi tersebut ke kabupaten/ kota jika belum sembuh sepenuhnya,” tegas Fahmi.

Penyakit PMK ini tentunya bukanlah penyakit baru dan pertama di Kaltim. Di tahun 2020 lalu, penyakit serupa pernah masuk di Kaltim.

Fahmi menjelaskan, ciri-ciri klinis hewan terkena PMK terlihat hewan tersebut terus berliur dan terdapat luka dibagian mulut dan kuku, serta mudah tumbang saat berdiri, dan juga nafsu makannya menurun.

Namun penyakit PMK bukan penyakit zoonosis atau penyakit yang dapat menular ke manusia. Sehingga, untuk daging yang dihasilkan dari hewan yang terkena PMK ini masih layak untuk dikonsumsi manusia.

“Penyakit PMK ini bukanlah penyakit yang dapat menular ke manusia. Jadi dagingnya masih aman untuk dikonsumsi,” jelasnya.

Fahmi menjelaskan Kaltim sendiri merupakan daerah yang rentan terserang penyakit PMK. Karena, daerah ini masih mendatangkan hewan dari luar untuk pemenuhan permintaan kebutuhan hewani masyarakat.

Oleh karena itu, beberapa upaya dilakukan DPKH Kaltim dalam pengendalian penyakit PMK yakni dengan melakukan vaksinasi dan karantina ketat.

Tercatat sepanjang tahun 2024, DPKH Kaltim telah dilakukan vaksinasi PMK sebanyak 114.886 dosis untuk sapi, babi, domba, kambing, dan rusa.

Kemudian di 2025 sendiri, DPKH Kaltim sudah melaporkan untuk mendapatkan pengadaan vaksinasi PMK dari pemerintah pusat.

“Selama ini kita dibantu oleh pusat dan Balai Veteriner Banjar Baru, akan ada alokasi 10.000 vaksin di Kaltim, tapi di bulan Februari 2025 sebagai bentuk antisipasi kita,” demikian Fahmi Himawan.

Selain itu, DPKH Kaltim juga telah melakukan Rakor percepatan penanganan PMK pada Oktober 2024 lalu dan membentuk kader vaksinasi PMK di 10 kabupaten/kota di bulan Desember 2024 lalu.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: