SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Tingginya harga tiket pesawat jadi salah satu kendala kedatangan sejumlah negara sahabat bersama kedutaan besarnya di Indonesia, untuk tampil di event East Borneo Internasional Foklore Festival (EBIFF) 2024 yang berlangsung mulai 25-30 Juli 2024 di Samarinda. Di antaranya, Turki dan India.
Perwakilan Council of Organizations of Folklore Festival and Folk Arts (CIOFF) Indonesia Amar Afrizal mengatakan, EBIFF ini merupakan event besar pertama kalinya yang digelar di Samarinda.
“Sebelumnya kita sudah pernah melaksanakan kerja sama dengan Kutai Kartanegara, dengan menghadirkan beberapa negara (Tenggarong International Folk Art Festival – TIFAF),” kata Amar, Kamis 25 Juli 2024.
Amar bilang negara-negara sejatinya sangat antusias ke Kaltim, berpartisipasi di event EBIFF 2024. Namun demikian beberapa negara yang diundang sebelumnya, harus membatalkan rencana mereka ke Kaltim karena mahalnya harga tiket pesawat dari negera mereka ke Indonesia.
Baca juga: Seni Budaya 6 Negara Sahabat dan Provinsi Peserta EBIFF 2024 Bikin Kagum Warga Kaltim
“Kalau kesulitan untuk mengundang sih sebenarnya tidak ada masalah. Tapi persoalan tiket kedatangan. Karena mereka kan datang dengan biaya sendiri. Mulai dari negaranya sampai ke sini, ke Samarinda,” ujar Amar Afrizal.
“Ada beberapa grup yang udah konfirmasi masuk, ketika melihat harga tiketnya tinggi, batal. Seperti Turki setelah apply dan konfirmasi lalu cancel. Sedangkan India, dia baru apply tapi tidak sampai konfirmasi,” Amar menambahkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim Ririn Sari Dewi mengatakan, permasalahan tiket pesawat memang menjadi kendala negara lain yang diundang dapat hadir berpartisipasi di acara EBIFF ini.
“Alhamdulillah rangkaian acara EBIFF cukup meria. Meskipun dari 8 negara hanya 6 saja yang akhirnya hadir, karena sebenarnya permasalahan itu di tiket,” kata Ririn, Jumat 26 Juli 2024.
Ririn menyebutkan, salah satu negara yang tidak jadi ke Kaltim ini yakni India, karena tiket penerbangan pesawat dari Turki ke Indonesia terbilang mahal.
“Tiket itu terlalu high cost seperti di India. Kita tahu sendiri menjelang 17 Agustus harga tiket agak mahal. Jadi mungkin ke depannya kita akan evaluasi dan memberikan perbaikan-perbaikan seperti apa, sehingga mampu menggerakkan sektor ekonomi kreatif kita,” jelas Ririn.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: KebudayaanKemenhubPemprov KaltimSamarindaTiket Pesawat Mahal