
TURKI.NIAGA.ASIA -Emergency Medical Tim (EMT) TNI-Polri untuk korban gempa Turki mulai mendirikan dua hospital field (rumah sakit lapangan) di Hassa, Hatay, Turki hari ini. Tenda yang didirikan berukuran 12×6 meter ditargetkan selesai dalam kurun waktu 3 hari.
“Target kerja tim hari ini berdasarkan laporan, minimal tenda komando dan tenda pelayanan berdiri sehingga besok bisa melakukan pelayanan rawat jalan,” jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen. Pol. Ahmad Ramadhan, Selasa (14/2/23).
Selain itu, menurut Karo Penmas, beberapa kebutuhan yang akan dibagikan kepada korban gempa di sekitar hospital field sudah mulai didatangkan.
“Beberapa barang logistik telah di loading di area sekitar Hospital Field, Hassa,” ungkapnya.
Sementara itu Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan terdapat beberapa kendala sosial yang ditemui dalam penanganan korban gempa bumi di Turki. Salah satunya adalah penjarahan bantuan yang diberikan.
“Hal ini akan menjadi antisipasi bagi EMT agar tidak terjadi hal serupa,” jelas Iqbal, Selasa (14/2/23).
Ia menerangkan, tim harus dijamin keamanannya saat melakukan kegiatan-kegiatan pemberian bantuan. Oleh karenanya, Brigjen. Pol. Gatot Tri Suryanta ditunjuk memimpin keamananan tim EMT. Pihak AFAD selaku otoritas penanganan gempa Turki telah menentukan titik penempatan tim EMT.
“EMT Polri akan berpusat di Hatay,” ungkapnya.
EMT TNI-Polri untuk bantuan kemanusiaan bencana gempa bumi sudah sampai di Bandara Udara Adana, Turki pada Senin malam, 13 Februari 2023.
Kasatgas Polri Misi Kemanusiaan Turki 2023, Brigjen Gatot Tri Suryanta mengatakan, tim EMT direncanakan menginap 3 hari di Adana, dikarenakan proses pendirian hospital field membutuhkan waktu 3 hari. Selama 3 hari itu tidak dimungkinkan pergeseran pasukan di lapangan, karena situasi dan kondisi lapangan serta belum siapnya tenda-tenda dan tim support di lapangan.
“Selama di Adana tim akan dibagi menjadi 4 kelompok sesuai dengan instansi masing-masing. Tapi juga akan ada kemungkinan tercampur, menyesuaikan dengan tempat yang tersedia (Hotel Avrupa, Adana Hostel, Gedung A, dan Gedung B),” kata Gatot dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/2/23).

Lebih lanjut, Gatot menuturkan, pihak AFAD, otoritas penanganan gempa Turki telah menentukan titik penempatan tempat personel Tim SAR Indonesia dan 4 personel Polri, beserta 2 ekor K9, telah bergeser ke lokasi pencarian korban gempa.
“SAR K9 yang tergabung dengan Basarnas melaksanakan pencarian korban bencana gempa bumi di wilayah kota Hatay,” ujarnya.
Gatot menambahkan, sulitnya medan pencarian dan tebalnya material bangunan menghambat SAR K9 mendeteksi korban di reruntuhan. Pencarian dihentikan sementara karena sudah menjelang malam hari ini.
“Hasil pencarian tidak ditemukan korban yang tertimbun,” katanya.
Dalam EMT, sebanyak 22 personel Polri diberangkatkan ke Turki dalam misi kemanusiaan pada tahap II ini. Pada tahap I Polri telah melepaskan 4 orang personel yakni dari tim K9 terdiri dari AKP Mohammad Amali, Bripka Stefanus Anto Mulyono, Bripka Triyo Arbianto, dan Briptu I Ketut Mertayasa.
“4 personel ini dimasukkan sebagai tim BNPB yang berangkat melalui pesawat Hercules C130,” katanya.
Menurut Gatot, EMT akan berada di Turki kurang lebih selama 1 bulan. Setibanya di Turki, tim akan dibagi. Tim yang ke Turki (tepatnya di provinsi Hatay) yakni tim kesehatan lapangan dan logistik. Sementara tim yang ke Suriah hanya tim logistik.
“Selanjutnya masih akan ada pengiriman bantuan logistik ke Suriah dan Turki yang akan diangkut dengan 2 pesawat pada tahap-tahap berikutnya,” katanya.
Sumber: Tribratanews.Polri | Editor: Intoniswan
Tag: Gempa Turki