Tim SAR Temukan Lambaian Tangan Diduga Korban Pesawat Smart Aviation Jatuh di Hutan Kaltara

Foto yang beredar diduga tim SAR gabungan tengah mengevakuasi korban pesawat Smart Aviation PK-SNE jatuh di hutan Kaltara, Minggu 10 Maret 2024 (istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Operasi SAR korban pesawat Smart Aviation beregistrasi PK-SNE yang jatuh di hutan Desa Binuang, Krayan Tengah, menemukan lambaian tangan diduga berjumlah tiga orang di titik jatuh jatuh pesawat nahas itu, Minggu 10 Maret 2024.

Kapolres Nunukan AKBP Taufik Nurmandia melalui Kapolsek Krayan Selatan Ipda Andi Irwan mengatakan, lambaian tangan ketiga orang itu dilihat tim SAR udara di alur Subaka, Krayan Tengah.

“Lambaian tangan tiga orang itu belum bisa dipastikan apakah korban pesawat jatuh, atau masyarakat yang berburu di hutan maupun mencari kayu gaharu,” kata Andi Irwan, kepada niaga.asia, Minggu 10 Maret 2024.

Operasi SAR di hari ketiga yang dimulai pagi ini tadi, dilakukan dengan menggunakan Heli Bell-412 dengan 5 personel TNI AD, Basarnas dan Brimob Polda Kaltara.

Penyisiran jatuhnya pesawat Smart Aviation mengikuti petunjuk dari briefing SAR gabungan pada Sabtu 9 Maret 2024, yang berhasil mendeteksi puing pesawat. Namun demikian, cuaca saat itu tidak memungkinkan untuk heli mendekat ke titik puing pesawat Smart Aviation PK-SNE.

“Hari Sabtu itu sudah terdeteksi titik jatuhnya pesawat. Nah tadi siang ini, Heli Caracal melanjutkan dengan melintasi dekat puing pesawat,” ujar Andi Irwan.

Baca jugaTim SAR Temukan Puing Pesawat Smart Aviation di Hutan Kaltara, Korban Diduga Masih Hidup

Tim SAR yang betugas mengevakuasi korban, berangkat dari Bandara Juwata Tarakan, membawa 10 personel gabungan TNI-Polri dan juga relawan kemanusiaan, untuk membawa korban ke Tarakan.

Beredarnya foto tim SAR berseragam oranye tengah berada di titik puing diduga Smart Aviation PK-SNE di hutan Krayan tengah mengevakuasi, Andi Irwan belum bisa memastikan.

“Proses evakuasi korban pesawat jatuh masih berjalan. Kalau soal foto itu, saya belum dapat dan belum pastikan dari mana. Intinya kami hanya berkolaborasi dengan Basarnas,” sebut Andi Irwan.

Selain pencarian udara, penyisiran jatuhnya pesawat melibatkan ratusan warga Krayan Tengah yang dibagi dalam dua kelompok. Mereka berangkat ikut melakukan pencarian secara sukarela sejak Sabtu 9 Maret 2024, dan menginap di hutan ‘Gunung Seribu’ di Krayan.

Jarak ‘Gunung Seribu’ dengan titik jatuhnya pesawat diperkirakan memakan jarak tempuh sekitar 1 hari berjalan kaki. Melihat lamanya masa perjalanan itu, tidak menutup kemungkinan kedua tim pencarian darat ditarik kembali ke Desa Binuang, Krayan Tengah.

“Kemungkinan evakuasi pesawat jatuh menggunakan heli untuk dibawa ke Tarakan. Sedangkan tim pencarian darat ditarik kembali,” demikian Andi Irwan.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Saud Rosadi

Tag: