TMMD ke-124 Kodim 0911/Nunukan Rehabilitasi Rumah Eks Pekerja Migran

Rumah milik Zailani beratap seng dan dinding seng jadi sasaran rehabilitasi TMMD Kodim Nunukan. (Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Rumah tidak layak huni milik keluarga Zailani Ali (39), eks pekerja migran di Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, menjadi salah satu sasaran kegiatan fisik kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 124 Kodim 0911/Nunukan untuk direhabilitasi jadi rumah layak huni.

Rumah seluas 4×5 meter beratap seng dan berdinding seng ini dihuni oleh Zailani bersama istri dan 2 anaknya yang masih bersekolah TK dan SMP. Pasangan suami istri asal Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, ini tercacat eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) Malaysia.

“Istri saya tahun 2000 datang ke Nunukan, kalau saya tahun 2002 di Nunukan, saya dulunya bekerja menjaga kolam ikan di Sabah, Malaysia,” kata Zailani pada Niaga.Asia, Selasa (06/05/2025).

Pasca meninggalkan Malaysia, Zailani bersama istri menghuni sebuah rumah kecil yang sangat tidak layak, tidak jarang keluarga kecil ini kesulitan air bersih dikala musim kemarau, karena tidak memiliki sumber air bersih.

Zailani dan isrinya bekerja sebagai pengikat bibit rumput laut dengan penghasilan tidak menentu. Disela-sela kesibukannya, keduanya mencari tambahan penghasilan dengan berkebun di lahan milik orang lain.

“Kadang penghasilan mengikat rumput laut Rp 70.000 sehari, tapi itu tidak selalu ada, kadang libur 2 atau 3 hari,” ucapnya.

Rasa bahagia diperlihatkan Zailani dan keluarganya terlihat  ketika menerima kunjungan Dandim 0911/NNK Letkol Inf. Albert Frantesca Hutagalung bersama Camat Nunukan Selatan, Ramsidah, yang meninjau langsung sasaran rehabilitasi TMMD.

Tanpa ragu, Zailani menyebutkan bahwa rumahnya sudah sering di foto- foto untuk bantuan rehabilitasi, namun baru kali ini benar-benar terbukti dikerjakan lewat kegiatan TMMD Kodim Nunukan.

“Sudah sering juga orang datang foto-foto rumah saya, tapi baru kali ini kena bantuannya. Terima kasih pak Dandim,” ucapnya.

Zailani berharap jika diperkenankan bentuk rumahnya sedikit dirubah dengan menurunkan ketinggian tiang lantai, sehingga antara lantai dan atap tidak lagi terlalu dekat, cara ini setidaknya akan mengurangi hawa panas dalam rumah.

Rumah milik Zailani berdiri di lahan yang sudah dibelinya dari keluarganya juga. Meski ukuran rumah sangat kecil dan jauh dari standar kesehatan, keluarga ini tetap bersyukur karena masih bisa berlindung dari sengat matahari dan tetesan hujan.

“Ini rumah sendiri, tapi beginilah keadaannya jauh dari layak, atap seng, dinding seng, papan lantai juga mulai labuk,” jelasnya.

Sementara itu, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0911/Nunukan Letkol Inf. Albert Frantesca Hutagalung menerangkan, rumah Zailani akan direhabilitasi total mulai dari pondasi hingga atap.

“Nanti dindingnya kita pakai Glass Reinfoced Cement (GRC), terus dipasangkan lapisan plywood dinding dalamnya biar terlihat rapi dan layak di huni,” bebernya.

Rehabilitasi RTLH akan dilengkapi plafon dan bangunan mandi cuci kasus selayaknya standar rumah sehat dan layak huni, begitu pula untuk saluran pembuang limbah air kotor dari rumah tangga.

Bangunan rumah Zailani sangat layak mendapat bantuan rehabilitasi karena kondisinya sangat parah, apalagi rumah ini dibungkus oleh material bangunan seng dengan ventilasi udara yang minim.

“Rumahnya kita rehabilitasi sebaik mungkin dan selayak mungkin untuk dihuni sebagaimana standar kesehatan,” ungkap Dandim.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: