TNI yang Gugur Dalam Misi Penyelamatan Pilot Susi Air Bertambah

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memberikan keterangan usai proses proses evakuasi korban di Lanud Yohanis Kapiyau Mimika,Papua Tengah, Selasa (18/4/2023). (ANTARA FOTO)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – TNI menyatakan jumlah prajurit yang meninggal dunia dalam peristiwa baku tembak dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) telah bertambah.

Secara keseluruhan, terdapat empat prajurit yang meninggal dunia di tengah misi penyelamatan pilot pesawat Susi Air, Philips Mark Methrtens, di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/04).

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel (Kav) Herman Taryaman, mengungkapkan empat jenazah prajurit ditemukan pada Rabu (19/04).

“Tim gabungan TNI-Polri berhasil menemukan empat prajurit TNI, termasuk di dalamnya Pratu Miftahul Arifin,” kata Herman kepada Kompas.com, Rabu (19/04).

Keempat prajurit TNI yang meninggal dunia adalah Prajurit Satu (Pratu) Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, Prajurit Dua (Prada) Sukra.

Keempat prajurit ini berasal dari Satuan Tugas Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.

“Saat ini keempat prajurit yang gugur tersebut telah dievakuasi ke RSUD Timika Kabupaten Mimika,” kata Herman.

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Kepala Pusat Penerangan TNI, Julius Widjojono, menyebut hanya ada satu prajurit yang tewas akibat kontak tembak dengan kelompok bersenjata pro-kemerdekaan di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu (15/04).

Klaim berbeda disampaikan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat -Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom.

Kata dia, anggota TNI yang tewas dalam kontak senjata di sana mencapai 12 orang.

Menanggapi peristiwa ini, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memberlakukan operasi siaga tempur di Papua.

Namun, kalangan pegiat hak asasi manusia mendesak pemerintah dan TNI menghentikan operasi siaga tempur tersebut karena dikhawatirkan bakal memproduksi spiral kekerasan terhadap masyarakat sipil.

Di sisi lain, Kapuspen TNI, Julius Widjojono, memastikan operasi siaga tempur ini hanya diberlakukan di daerah rawan dan tidak ada penambahan persenjataan.

Kronologi versi TNI

Pada 15 April lalu, pasukan menerima informasi bahwa pilot berada di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan. Pasukan lantas melakukan operasi penyergapan ke lokasi.

“Harapan kita bersama dengan masyarakat di situ, barangkali kita bisa laksanakan untuk komunikasi koordinasi supaya [pilotnya] diserahkan, mungkin tidak perlu dengan kekerasan. Tapi ternyata belum sampai sana, di jalan sudah dihadang dan ditembak seperti itu,” papar Yudo.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda TNI Julius Widjojono (kedua kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Balai Wartawan Puspen TNI, Cilangkap, Jakarta, Minggu (16/4/2023). (ANTARA FOTO)

Dalam peristiwa itu satu prajurit terjatuh ke jurang dan meninggal dunia, ada juga yang terkena tembakan, terserempet peluru, dan terpeleset.

“Saat melaksanakan evakuasi ini dilaksanakan apa penyerangan oleh KST [Kelompok Separatis Teroris) sehingga pasukan kita di samping konsentrasi mengamankan dan juga mempertahankan diri,” kata Yudo menjelaskan.

Dengan pihak TNI merilis informasi resmi setelah kontak tembak di Mugi itu, Panglima Yudo menyatakan segala informasi yang disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambim sebagai “berita hoaks” yang selalu “menyudutkan mereka.

Sebelumnya, Sebby Sambom mengklaim setidaknya 12 anggota TNI tewas dalam kontak tembak penyergapan pilot di Mugi. Mereka juga telah merampas beberapa senjata milik TNI.

“Dalam laporannya Perek Kogeya mengatakan bahwa mereka telah melakukan serangan, dan dalam serangan ini mereka berhasil tembak mati 13 anggota militer Indonesia, dan 12 mayatnya belum di evakuasi, namun TNI hanya evakuasi satu mayat saja,” bunyi keterangan tertulis TPNPB-OPM yang disampaikan Sebby Sambom.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kepala Pusat Penerangan TNI, Julius Widjojono, menyebut hanya ada satu prajurit yang tewas akibat kontak tembak dengan kelompok bersenjata pro-kemerdekaan di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu (15/04).

Kontak tembak itu berlangsung ketika rombongan Satgas Yonif R 321/GT sedang mencoba menyisir dan mendekati lokasi penyanderaan pilot Susi Air.

Secara tiba-tiba, kata dia, terjadi serangan dari kelompok bersenjata yang mengakibatkan satu prajurit terjatuh ke kedalaman dan ketika anggota lain mencoba menolong malah mendapat serangan ulang.

Adapun kondisi prajurit yang lain belum diketahui.

“Kami sulit menghubungi karena cuaca tidak menentu,” ujar Kepala Pusat Penerangan TNI, Julius Widjojono dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (16/04).

Julius tidak menerangkan berapa banyak anggota yang dikerahkan dalam operasi penyelamatan tersebut.

Tapi klaimnya, TNI sudah mengetahui posisi sandera.

“Kondisi pilot sudah diketahui areanya dan operasi sudah makin mengerucut dan terfokus. Yang menyulitkan operasi ini cuaca,” jelas Julius.

Soal insiden baku tembak yang terjadi pada Sabtu kemarin, dia berkata pihaknya akan melakukan evaluasi mendalam.

**) Artikel bersumber dari BBC News Indonesia yang sudah tayang dengan judu; Korban gugur TNI dalam misi penyelamatan pilot Susi Air di Papua bertambah, operasi siaga tempur diberlakukan

Tag: