WASHINTON DC.NIAGA.ASIA – Sebagai salah satu pemegang mandat keketuaan di dalam Koalisi Menteri-Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim, Indonesia saat ini terus menjajaki kerja sama dengan European Commission guna mempromosikan isu transisi energi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam pertemuan dengan EU Commissioner yang membidangi Climate Action, Wopke Hoekstra pada Sabtu (20/4) waktu Washington D.C., Amerika Serikat.
“Isu-isu mitigasi perubahan iklim – termasuk transisi menuju energi terbarukan masih menjadi topik hangat dalam berbagai fora global. Begitu pula pada pertemuan saya dengan @wopke_hoekstra, EU Commissioner yang membidangi Climate Action. Topik transisi energi, perubahan iklim, dan perdagangan karbon mengisi ruang diskusi kami,” ujar Menkeu.
Menkeu juga menyampaikan apresiasi kepada Uni Eropa atas dukungan finansial dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia. Ia mengungkapkan, berbagai proyek-proyek prioritas JETP telah disiapkan meliputi pembangunan jaringan transmisi dan distribusi listrik, PLTA, geothermal, bioenergy, solar panel, dan pembangkit listrik tenaga angin.
“Kami juga bertukar pikiran mengenai berbagai peluang kolaborasi dalam perdagangan karbon. Indonesia punya potensi besar sebagai pemasok kredit karbon secara global hingga 1,3 gigatons CO2e emission reduction dengan nilai estimasi sebesar 190 miliar USD,” ucapnya.
Menkeu pun berharap dukungan dari Uni Eropa melalui investasi negara-negara anggotanya dapat mengakselerasi terciptanya proses transisi energi yang lebih cepat, adil, dan terjangkau.
Selain itu, pada hari keempat rangkaian agenda World Bank-IMF Spring Meeting di Washington D.C. atau Jumat (19/4) waktu setempat, Menkeu Sri Mulyani Indrawati kembali mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah kolega. Salah satunya yaitu bersama Manuela Ferro, Vice President EAP (East Asia and Pacific) dari World Bank Group.
“Kami membicarakan sejumlah proyek eksisting World Bank di Indonesia – termasuk berbagai potensi area pengembangan kerja sama ke depannya. Isu-isu utama seperti pembangunan infrastruktur transportasi, energi, ketahanan pangan, dan pengairan menjadi fokus pembahasan kami,” ujar Menkeu sebagaimana dikutip dari laman Instagram @smindrawati.
Selain itu, keduanya juga membahas upaya peningkatan layanan kesehatan di Indonesia serta jaring pengaman sosial untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat.
“Well, thank you Ferro for this insightful meeting..!” pungkasnya.
Sumber: Biro KLI Kementerian Keuangan | Editor: Intoniswan
Tag: Kerja Sama Internasional