Tren Perdagangan dan Investasi Antara Indonesia-Slovenia Terus Alami Peningkatan

Pelabuhan Koper, Slovesia bisa menjadi pintu masuk barang Indonesia ke Eropa. (Foto iStock)

LJUBLJANA.NIAGA.ASIA – Indonesia-Slovenia sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi antar kedua negara. Tren perdagangan dan investasi antara kedua negara tercatat terus alami peningkatan. Sejauh ini, Indonesia menikmati surplus perdagangan dari Slovenia, utamanya dari ekspor batu bara.

Keduanya juga membahas upaya diversifikasi perdagangan, termasuk di luar commodity-based, seperti kertas, alas kaki, fiber buatan, mesin elektronik, apparel, plastik, buku cetak, kapas, dan kendaraan bermotor.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengungkap itu suai melakukan pertemuan

bilateral dengan Menlu Slovenia, Tanja Fajon, di Ljubljana, Slovenia (26/6). Keduanya membahas isu Palestina dan peningkatan kerja sama bilateral, utamanya kerja sama ekonomi.

Secara khusus, Menlu RI menyampaikan bahwa walaupun jumlah penduduknya tergolong kecil, namun Slovenia memiliki pelabuhan Koper yang dapat dijadikan pelabuhan alternatif bagi masuknya barang Indonesia ke Eropa Tengah dan Timur.

“Pengusaha-pengusaha Indonesia juga mulai melakukan kontak bisnis dengan Slovenia.

Menlu RI mengundang pelaku bisnis Slovenia untuk berpartisipasi dalam 2nd Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) di Jakarta, yang akan digelar pada 7-8 Oktober mendatang, dan juga kegiatan  Trade Expo Indonesia (TEI) pada 9-12 Oktober,” ujarnya.

Kedua Menlu juga membahas upaya-upaya untuk mempercepat perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership (Indonesia-EU CEPA) karena akan membuka pintu yang lebih lebar bagi upaya peningkatan hubungan perdagangan dan investasi.

Kunjungan Menlu Retno ini merupakan kunjungan pertama oleh seorang Menlu RI ke Slovenia dalam 21 tahun terakhir. Sebelumnya, Menlu Hassan Wirajuda berkunjung pada tahun 2003.

Menlu Fajon mengunjungi Indonesia di bulan Mei 2023, Sedangkan kunjungan Menlu Slovenia ke Indonesia sebelumnya adalah di tahun 2006.

Sumber: Kementerian Luar Negeri | Editor: Intoniswan

Tag: