Tren Perempuan Kaltim Tidak Lagi Beranak Banyak

Foto: Ilustrasi (Thinkstock via detikHealth)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tren fertilitas Kalimantan Timur (Kaltim)  yang menurun dalam lima dekade terakhir atau tren perempuan tidak lagi beranak banyak, meskipun sempat mengalami kenaikan di tahun 2010.  Sensus Penduduk 1971 mencatat angka TFR (Angka Kelahiran Total) sebesar 5,41 yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 5-6 anak selama masa reproduksinya.

“Sementara berdasarkan hasil Long Form SP2020 mencatat TFR sebesar 2,18 yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Dr. Yusniar Juliana  dalam laporan BPS Kaltim; “ Hasil Long Form Sensus Penduduk2020 Provinsi Kaltim” yang dilaksanakan tahun 2022 dan dipublish Bulan Februari 2023.

Long Form SP2020 yang dilaksanakan pada tahun 2022, merupakan bentuk dukungan Badan Pusat Statistik dalam program Prioritas Nasional (PN) 3, yaitu Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing.

Menurut Yusniar, penurunan fertilitas mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun. Kondisi ini dapat mengakibatkan rasio ketergantungan menjadi lebih rendah dan menciptakan bonus demografi.

Sumber: BPS Kaltim.

“Pada tahun 2022, tercatat TFR sebesar 2,18. Angka ini semakin mendekati Replacement Level (2,10), artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi,” kata Yusniar.

BPS melaporkan juga tentang angka kelahiran kasar (CBR) dan angka kelahiran menurut kelompok umur (ASFR). Puncak ASFR menurut BPS terletak pada Wanita umur 25-29 tahun. Terdapat 134-135 kelahiran dari 1000 perempuan umur 25-29 tahun.

Pola ASFR berbentuk U terbalik, yang menunjukkan bahwa seiring dengan peningkatan umur, terdapat kecenderungan peningkatan jumlah kelahiran anak dan mencapai puncaknya pada kelompok umur 25-29 tahun.

“Sementara untuk perempuan di atas usia 29 tahun, terdapat kecenderungan penurunan jumlah kelahiran anak,” katanya.

Sumber: BPS Kaltim

Tingginya ASFR 15-19 tahun menjadi masalah bagi Kaltim karena mengindikasikan banyaknya remaja yang menjadi ibu di usia muda, meskipun jika dibandingkan selama lima dekade terakhir, angka ini mengalami penurunan cukup tajam.

Pada tahun 1971 ASFR remaja sebesar 151 kelahiran per 1000 perempuan dan turun mencapai 22-23 kelahiran per 1000 Perempuan umur 15-19 tahun.

“Hasil Long Form SP2020  mencatat terdapat 17,70 kelahiran hidup diantara 1000 penduduk Kaltim,” papar Yusniar.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: