Tugu Adipura Asal Jadi, Saddam Minta Dinas PU Nunukan Perbaiki

Proyek Tugu Adipura di pusat kota Nunukan hingga 31 Desember 2024 progresnya baru 52 persen. (Foto  Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Nunukan Saddam Husain minta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Nunukan, memperbaiki ulang Tugu Adipura yang dikerjakan asal-asalan oleh kontraktor pemenang tender CV Hasta Karya Utama.

“Bentuk tiang tidak simetris, antara kiri dan kanan besarnya berbeda, bahkan terlihat miring. Kami DPRD Nunukan sangat kecewa melihat kualitas pengerjaan tugu ini,” kata Saddam pada Niaga.Asia, Rabu (08/01/2025).

Pembangunan tugu Adipura  menggunakan APBD 2024 sebesar Rp406, 390.000, karena tidak selesai pada 31 Desember 2024, maka masuk dalam daftar proyek addendum. Progress pekerjaan per tanggal 31 Desember baru 52 persen.

Sebagai salah satu maskot daerah, keberadaan tugu Adipura di alun-alun pusat kota Nunukan akan menjadi kebanggaan warga Nunukan. Namun sayangnya, pekerjaan konstruksi amburadul, bahkan sangat tidak layak.

“Pekerjaan tugu Adipura tidak terlalu sulit, cuma bikin tiang persegi lima dilapisi keramik atau tegel, itupun tidak selesai dikerjakan 3 bulan,” ucap Saddam.

Menurut Saddam, bentuk tiang tugu persegi lima. Desain tugu kurang menarik karena ukuran terlalu besar, apalagi dilapisi keramik berwarna putih.

Seharusnya, Pemerintah Kabupaten Nunukan menyelenggarakan sayembara terbuka untuk mendapatkan desain terbaik dalam menentukan bentuk dan estetika tugu. Hal ini sekaligus mensosialisasikan bahwa Nunukan pernah mendapatkan penghargaan Adipura.

“Kami sudah sampaikan ke Inspektorat dan DPU Nunukan sebaiknya pekerjaan dihentikan karena sangat tidak sesuai dengan ekspektasi harapan kita,” tuturnya.

Buruknya kualitas tidak lepas dari lemahnya pengawasan instansi teknis, karena membiarkan pekerjaan tidak sesuai spesifikasi. Pemerintah Nunukan jangan hanya mengejar target tanpa memperhatikan mutu proyek.

“Tugu Adipura bukan sekedar simbol kebersihan kota, tapi akan menjadi ajakan pemerintah kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan,” kata Saddam.

Senada dengan Saddam, anggota DPRD Nunukan Andre Pratama mengaku telah menghubungi Kepala Bidang Cipta Karya DPU Nunukan, meminta keramik atau tegel di dinding tugu Adipura segera dibongkar dan diganti.

‘’Pasangan keramiknya tidak presisi. Kualitas keramik terlalu biasa dan kelihatan murahan. Dibandingkan kualitas keramik Tugu Dwikora jangan jauh berbeda,” sebutnya.

Pengawasan DPRD Nunukan terhadap pekerjaan addendum merupakan bagian dari rapat kerja DPRD bersama DPU Nunukan, membahas proyek-proyek yang tidak mampu diselesaikan kontraktor hingga akhir tahun 2024.

DPRD juga menekankan apabila perpanjangan tenggang waktu selama 50 hari tidak mampu dimanfaatkan kontraktor menyelesaikan pekerjaan, maka lakukan tindakan tegas pemutusan kontrak kerja dan terbitkan blacklist perusahaan.

“Kami sudah minta kantor Inspektorat memonitor proyek-proyek addendum, kalau pekerjaan tidak selesai putuskan kontrak, jangan kasih kesempatan lagi,” bebernya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: