SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Kaltim berupaya mencapai target dari indikator kinerja kunci (IKK) di dunia pendidikan. Terdapat 18 indikator yang menjadi kunci keberhasilan pendidikan di Kaltim, di mana 9 di antaranya merupakan indikator prioritas pendidikan.
Sembilan indikator prioritas pendidikan itu di antaranya angka partisipasi sekolah SMA/SMK, angka partisipasi sekolah pendidikan khusus, indeks inklusivitas, indeks keamanan, indeks kebhinekaan, rata-rata literasi.
Kemudian indeks rata-rata numerasi, indeks tingkat kepuasan dunia kerja terhadap budaya kerja lulusan SMK, dan tingkat penyerapan lulusan SMK.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim Dasmiah mengatakan, Biro Kesra memiliki tugas untuk memantau dan mengevaluasi layanan dasar pendidikan di Kaltim.
“Biro Kesra perpanjangan tangan dari Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim dalam mewujudkan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) provinsi Kaltim,” kata Dasmiah di Hotel Puri Senyiur Samarinda, Kamis 7 November 2024.
“Sehingga apa yang menjadi indikator kunci keberhasilan (IKK) pendidikan juga dilaksanakan di biro kesra,” ujar Dasmiah.
Menurut dia, secara luas IKK pendidikan Kaltim dalam IKK RPJMD yang difasilitasi Biro Kesra pada sub bagian pendidikan bidang pelayanan dasar menyangkut rata-rata lama sekolah, harapan lama sekolah, jumlah sekolah yang mengembangkan ekstrakurikuler berbasis agama, jumlah SMK yang bekerja sama dengan dunia usaha dan lainnya.
“Peran dan dukungan lintas sektor dalam pencapaian target indikator kinerja kunci bidang pendidikan juga diperlukan,” tambah Dasmiah.
Sementara, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Kaltim Mispoyo mengatakan, dari 18 IKK pendidikan di Kaltim terdapat 9 indikator prioritas dalam RPD Kaltim 2024-2026.
Di mana, angka partisipasi sekolah di SMA/SMK telah mencapai 100 persen dari target awal di tahun 2022 yakni 83,3 persen. Kemudian, angka partisipasi sekolah pendidikan khusus kinerja akhir periode telah mencapai 100 persen dari target awal 80 persen.
“Kita penginnya seluruh sekolah SMA/SMK/SLB usia sekolah itu harus bisa sekolah semuanya, jangan ada yang tidak sekolah. Itu perlu kita perhatikan gimana peran pemerintah mendorong masyarakat wajib belajar 12 tahun,” kata Mispoyo.
Indikator prioritas selanjutnya yakni indeks inklusivitas SMA, SMK dan Pendidikan khusus telah mencapai 94,27 persen dari target awal ditahun 2022 yakni 85,21 persen. Kemudian indeks keamanan SMA, SMK dan Pendidikan khusus telah mencapai 94,33 persen dari target awal ditahun 2022 yakni 84,07 persen.
Selanjutnya, indeks kebhinekaan SMA, SMK dan Pendidikan khusus, telah mencapai 97,59 persen dari target awal di tahun 2022 yakni 92,53 persen. Indeks rata-rata literasi SMA, SMK dan Pendidikan khusus telah mencapai 74,61 persen dari target awal di tahun 2022 yakni 64,23 persen.
Indeks rata-rata numerasi SMA, SMK dan Pendidikan khusus telah mencapai 64,31 persen dari target awal ditahun 2022 yakni 58,86 persen. Indeks tingkat kepuasan dunia kerja terhadap budaya kerja lulusan SMA telah mencapai 90 persen dari target awal ditahun 2022 yakni 82,50 persen.
Terakhir, indeks tingkat penyerapan lulusan SMK yang telah mencapai 96,42 persen dari target awal ditahun 2022 yakni 92,30 persen.
“Pemenuhan-pemenuhan layanan dasar itu perlu didorong dari pendidikan. Misalnya jangan sampai ada anak usia sekolah tidak sekolah, kemudian meningkatkan daya tampung dengan membuka ruang kelas baru, serta membangun sekolah di daerah terpencil,” ujar Mispoyo.
Masih disampaikan Mispoyo, indeks pembangunan manusia (IPM) Kaltim telah menduduki posisi ke-4 secara nasional.
“Penilaian IPM ini salah satunya unsur pendidikan yang menyangkut rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah sudah bagus relatif tinggi,” demikian Mispoyo.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Pemprov KaltimPendidikan