Tutup Kegiatan KKN, Mahasiswa UMY Gelar Saudara Sebatik Festival

aa
Kepala Bagian Humas Protokol Pemkab Nunukan Hasan Basri menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba Saudara Sebatik Festival. (Foto Humas Pemkab Nunukan)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Tidak ingin mengakhiri keakraban dan kebersamaan tanpa kesan di hati, Komunitas Generasi Bakti Negeri, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggelar agenda besar sebagai penutup dari pengabdian masyarakat di Kecamatan Sebatik Barat.

Terhitung sudah 2 bulan, mahasiswa KKN Generasi Bakti Negeri (GBN), Saudara Sebatik Project 5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (SSP5 UMY) melakukan ajaran dari Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat di Desa Bambangan, Desa Liang Bunyu dan Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat.

Tugas akhir para mahasiswa ini berfokus kepada pendidikan, pemberdayaan, agama, dan teknologi yang dalam setiap aspeknya memiliki output yang kemudian ditampilkan pada acara besar sekaligus sebagai pamitan kepada masyarakat Sebatik Barat.

“Saudara Sebatik Festival digelar selama 2 hari di lapangan bola Desa Liang Bunyu.” kata Ketua GBN, SSP5 UMY, Muhammad Isa Anshari.

Acara digelar sejak 3 Agustus tersebut menyuguhkan berbagai kegiatan seperti, kirab budaya, perlombaan tumpeng ibu-ibu PKK hingga fashion show dan pemilihan duta Sebatik Barat. Tanpa diduga, kegiatan ini mendapat respon dan antusias sebar manyarakat.

Gelak tawa menyertai dalam tiap lomba, terutama saat menyaksikan penampilan para kontestan fashion show yang sangat lucu dan tanpa merasa sadari, tawa itupun menyatu dengan haru akan tibanya waktu KKN GBN UMY dengan masyarakat Sebatik.

Selama menjalani KKN, tim komunitas GBN, SSP5 UMY yang berasal dari seluruh pulau di nusantara mendapat sambutan hangat dari masyarakat Sebatik, bahkan para mahasiswa diperlakukan sebagai keluarga sendiri.

“Kami merasa dianggap layaknya keluarga sendiri, kehangataan dan prilaku mereka membuat rasa nyaman dan aman berada di wilayah perbatasan,” ucapnya.

aa
Kirab Saudara Sebatik Festival disambut hangat masyarakat Sebatik. (Foto Humas Pemkab Nunukan)

Jauh dari kampung halaman dan meninggalkan orang tua adalah hal menyedihkan, namun semua itu sirna sesaat menginjakan kaki di Sebatik, kami merasa seolah memiliki keluarga baru dari perbatasan NKRI yang selalu membantu dan mendukung segala aktivitasnya.

“Keakraban dan kedekatan kami sulit dilupakan, tidaklah heran acara malam penutupan itu terasa haru dan begitu mengesankan buat kita semua,” tutur Isa Anshari.

Pulau Sebatik dalam beberapa tahun terakhir sering dijadikan lokasi KKN dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), hingga Institus Pertanian Bogor (IPB) pernah melaksanakan KKN di Pulau Sebatik.

Untuk tahun 2019, Pulau Sebatik kedatangan kelompok para mahasiswa KKN dari Universitas Hasanudin (Unhas), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY, dan Universitas Borneo Tarakan (UBT)

Berbagai macam program mereka laksanakan peserta KKN, mulai dari program pemberdayaan, edukasi masyarakat, hingga pendampingan usaha kecil dan menengah yang semuanya untuk membantu warga perbatasan.

Kepala Bagian Humas Protokol Pemerintah Kabupaten Nunukan Hasan Basri yang hadir dalam malam penutupan festival menilai, para peserta KKN GBN dari UMY telah mampu berbaur dan menempatkan diri mereka diantara masyarakat.

“Selama kita mampu memperlihatkan prilaku baik dan bermanfaat untuk orang lain, maka tidaklah sulit bagi mahasiswa menjalin kebersaman dan persaudaraan,” ucap

Riuh gembira dan tawa hingga rasa haru yang tercipta pada acara malam itu seakan-akan mereka ingin mengantar saudaranya yang akan pergi jauh mengejar cita – citanya, sehingga harus dilepas dengan senang hati dan iringan doa bersama.

Masyarakat di Kabupaten Nunukan selama ini selalu bersikap terbuka menerima para mahasiwa dari mana saja yang ingin KKN. Pemerintah bahkan sangat gembira jika ada mahasiswa melaksanakan kegiatan akhir perkuliahan disini.

“Biar mahasiswa tahu kondisi riil masyarakat di perbatasan. Mereka pun bisa menerapkan ilmu yang diperolehnya dibangku kuliah kepada masyarakat,” sebut Alumnus Unhas angkatan 1998 itu. (Farah Yasa/002)