SEMARANG.NIAGA.ASIA – Usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal ramaikan Pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Meeting) ke-55di Semarang , Jawa Tengah.
Berbagai produk lokal berkualitas internasional ditampilkan di pameran ASEAN Online Sale Day (AOSD) yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Padma pada 19—22 Agustus 2023. Pelaku UMKM memperlihatkan keunikan, kualitas, kisah di balik produk, bahan bakuserta material yang ramah lingkungan, hingga pemberdayaan masyarakat pada proses produksi yang beragam.
Salah satu peserta pameran AOSD, Syam’s Handicraft, menampilkan produknya yang terbuat dari bahan plastik daur ulang.
“Adanya pemberlakuan penguranganpenggunaan plastik di pasar tradisional dan pasar swalayan menjadi peluang bagi kami dalam berusaha. Kami berinisiatif untuk membuat tas yang terbuat dari bahan plastik yang sudah didaur ulang dan bisa digunakan secara terus menerus untuk berbelanja dan beraktivitas lainnya,”ungkap pemilik Syam’s Handicraft Syahrial Aman.
Syahrial menambahkan, produk Syam’s Handicraft memiliki sekitar 100 jenis produk dan telah diekspor ke berbagai negara seperti Meksiko, Uni Emirat Arab, Afrika, Jepang, Singapura, Belgia, Inggris, Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Untuk desain, menurut Syahrial, produknya sangat fleksibel dan dapat mengikuti permintaan konsumen.
”Kami menampilkan desain yang menyesuaikan dengan permintaan tertentu dan seleradari negara yang memesan,” ujarnya.Sementara, peserta lainnya, Negeri Laskar Pelangi yang berasal dari Belitung menampilkan kain batik tulis khas Belitung, tas ecoprintyang menggunakan bahan pewarna alami dari tumbuhan, dan sedotan urun yang ramah lingkungan.
“Beberapa produk kami telah tampil di berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, Prancis, Belanda, Rusia, Jepang, Korea Selatan dan sejumlah negara lainnya. Pembelinya adalah penduduk asli negara tersebut,”jelas pemilik Negeri Laskar Pelangi Nurul Zuryati.
Peserta lainnya, Retota, menampilkan produk kerajinan serat alam yang berupa tenunan dari bahan serat alami yakni serat tanaman makuna. Menurut pemiliknya, Relly Saryanto, kerajinan serat alam merupakan salah satu kerajinan yang sangat potensial di Indonesia.
Selain tenunan, produk lain Retota berupa dompet dan tas. Selain itu, Retota juga memiliki produk wallpaper dari olahan limbah koran. Produk wallpaperkoran ini sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat dan Inggris, yang juga merupakan pasar terbesar produk ini. Selain itu, produk ini juga diekspor ke Kawasan ASEAN, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand.
“Kami berfokus pada ekspor produk serat alam seperti wallpaperkoran ini, yang merupakan pemenang penghargaan Good Design Indonesia 2018. Dengan memanfaatkan limbah koran, diharapkan mampu membuat produk kami ramah dan turut melestarikan lingkungan,” pungkas Relly
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: UMKM