Unmul akan Jalin Kerja Sama Banyak Pihak Demi Pengembangan FIB

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Prof Dr M Bahri Arifin (tengah) bersama peserta Lokakarya Kurikulum OBE dan dosen FIB (istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Guna pengembangan dan kemajuan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sebagai fakultas termuda di Universitas Mulawarman, rencananya akan banyak menjalin kerja sama dengan para pihak.

“Setelah kami mengadakan Lokakarya Kurikulum ‘Outcome-Based Education’ (OBE), akan banyak kerja sama dengan para stakeholder (pemangku kepentingan). Mulai dari lembaga kesenian dan kebudayaan, institusi pemerintahan, sekolah sampai dunia usaha,” kata Dekan FIB Unmul Prof Dr M Bahri Arifin, usai penutupan Lokakarya Kurikulum OBE, di Hotel Fugo, Samarinda, Kamis 25 Januari 2024 lalu.

Kerja sama itu, menurut M Bahri Arifin, berhubungan dengan pengembangan dan penguatan kurikulum OBE FIB dalam hal kebudayaan dan dunia usaha.

“Sehingga kelak para alumni FIB siap terjun ke masyarakat, apakah dia nanti akan menjadi pengajar, peneliti, seniman, sastrawan, jurnalis atau berkecimpung di dunia usaha,” ujar Bahri Arifin kepada niaga.asia.

Untuk penguatan seni budaya di kurikulum, pihaknya siap menjalin kerja sama dengan Dewan Kesenian Kaltim dan Taman Budaya Kaltim.

“Dengan Dewan Kesenian dan komunitas seni misalnya, kami akan bekerjasama pendampingan pengorganisasian dan manajemen seni secara umum. Dosen-dosen kami siap diperbantukan untuk membantu,” terang Bahri Arifin.

Demikian pula sebaliknya, lanjut Bahri, FIB membutuhkan masukan untuk program studi yang memerlukan pengayaan mata kuliah di prodi Sastra Indonesia, Sastra Inggris dan Etnomusikologi.

“Bahkan tidak mustahil, kami juga membutuhkan para maestro seni dan sastra sebagai dosen tamu di tiga Prodi dan dua Prodi yang akan kami buka. Prodi S1 Seni Tari dan S2 Kajian Budaya,” jelas Bahri Arifin.

Untuk prodi Seni Tari sendiri, disebutnya sudah memiliki dua orang dosen.

“Masih dicari tiga dosen lagi yang berijazah S2,” lanjut Bahri Arifin.

Menyinggung tentang muatan budaya lokal dalam prodi yang sudah ada di FIB, melalui tiga Koordinator Prodi, Ahmad Mubarak (Sastra Indonesia), Famala Eka SR (Sastra Inggris) dan Aris Setyoko (Etnomusikologi), sepakat menyebut semua mata kuliah memiliki muatan konten budaya lokal Kaltim.

“Semua mata kuliah mempunyai konten budaya Kaltim. Prosentasenya bervariasi. Kalau di prodi Sastra Indonesia totalnya mencapai 45%,” papar Ahmad Mubarak.

Dia menyebut, ada materi kuliah yang membahas karya sastra dan teater penyair dan seniman Kaltim seperti Korrie Layun Rampan, Sattar Miskan dan lainnya.

“Termasuk membahas naskah ‘Tuha’ dan ‘Sang Mulawarman’ karya penulis naskah teater lokal, Hamdani,” sebut Ahmad Mubarak.

Demikian juga di Prodi Etnomusikologi. Di Prodi ini ada mata kuliah yang mengkaji tentang musik tradisional pedalaman dan pesisir Kaltim.

“Untuk musik keraton Kutai masih dalam penjajakan, lantaran ada beberapa hal yang harus dikonsultasikan dengan pihak Kesultanan Kutai,” ucap Aris Setyoko.

Penulis : Intoniswan | Editor : Saud Rosadi

Tag: