
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Acara nonton bareng film Jumbo di Bioskop XXI Mall Samarinda Central Plaza (SCP) yang digelar oleh TP PKK Kalimantan Timur (Kaltim) pada Sabtu (19/4) siang bersama 50 anak-anak yatim-piatu dari Yayasan Arinda Kota Samarinda, meninggalkan kesan yang mendalam.
Tidak hanya film yang mengharukan, momen pasca-nonton bareng berakhir menjadi penuh emosi saat anak-anak yatim-piatu mendekati Ketua TP PKK Kaltim, Sarifah Suraidah Harum, dan meminta pelukan darinya.
Film Jumbo ini mengangkat kisah seorang anak yatim-piatu bernama Don. Kisahnya yang berjuang keras setelah kehilangan kedua orang tuanya ini, ternyata sangat menyentuh perasaan banyak penonton.
Di bioskop, tidak hanya anak-anak, tetapi juga para ibu-ibu PKK Kaltim yang mendampingi mereka tampak terharu. Banyak dari mereka yang menangis selama film berlangsung.
Anak-anak yang masih terisak melihat kisah penuh haru dalam film tersebut, mendekat kepada Bunda Harum, sapaan akrab Sarifah Suraidah Harum. Mereka tidak hanya mencari perhatian, tetapi juga merasakan kedekatan dan kasih sayang yang selama ini mungkin kurang mereka dapatkan.
“Bunda, peluk saya,” ujar salah satu anak, diikuti oleh beberapa anak lainnya yang juga meminta pelukan dengan penuh harap.
Bunda Harum, yang sudah terharu sejak awal film berlangsung, tidak dapat menahan air matanya. Dengan lembut, ia memeluk anak-anak itu satu per satu, memberikan mereka rasa aman dan kasih sayang yang sangat dibutuhkan.
Terlihat beberapa kali Bunda Harum mengelap air matanya dengan tisu, mencoba menahan emosi yang begitu besar.
“Film ini sangat mengharukan. Terutama ketika anak-anak yang hadir di sini meminta pelukan. Itu adalah momen yang tak bisa saya lupakan. Saya terharu dan bersyukur bisa ada di sini bersama mereka,” terangnya, dengan mata yang masih berkaca-kaca.
Para anak-anak yang meminta pelukan tidak hanya merasa bahagia, tetapi juga merasa diterima dan dihargai. Feni, salah satu anak yang hadir, mengungkapkan bahwa Bunda Harum sangat baik sekali.
“Bunda Harum baik banget, bikin saya senang banget, filmnya seru. Mau lagi kalau diajak nonton sama Bunda. Terima kasih orang baik, hari ini kami bahagia sekali. Alhamdulillah,” jelasnya.
Halifah, salah satu anak yang ikut serta dalam acara ini juga merasa sangat terharu. Sebab, baru kali ini dirinya menginjakkan kaki ke bioskop. Selama hidupnya, ia mengaku belum pernah nonton ke bioskop.
“Baru kali ini masuk bioskop, saya merasa sangat senang bisa nonton bareng dengan Bunda Harum,” katanya.
Dari sekian banyak anak-anak yang hadir, ada salah satu siswi SMPN 25 Samarinda yang menyimpan cerita besar, namanya Zulaikha Putri. Matanya sembap, pipinya basah, bukan hanya karena kisah sedih di layar lebar, tetapi karena kenangan ayah dan harapannya yang menyentuh hati.
Usai film Jumbo selesai, saat ditanya kesan-kesannya, Zulaikha menjawab lirih, “Seru.” Tapi di balik jawaban itu, air matanya belum juga kering.
“Tadi sedih keingat ayah,” imbuhnya pelan.
Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, saat ini ia hidup bersama sang ibu yang kini sering sakit-sakitan.
“Cita-cita saya ingin menjadi dokter gigi. Biar bisa ngobatin mama. Mama suka sakit gigi,” lanjutnya. Kalimat yang sederhana, namun sarat makna.
Zulaikha kehilangan ayah sejak duduk di bangku kelas 2 SD. Sejak saat itu, ia melihat ibunya berjuang sendirian membesarkan anak-anaknya. Kondisi itulah yang membuatnya bercita-cita mulia, yaitu menjadi dokter gigi yang hebat, agar bisa membantu ibunya tanpa harus bergantung pada orang lain.
“Film tadi ngajarin kita harus mandiri. Walau tanpa ayah, harus bisa ngapa-ngapain sendiri,” katanya, menyinggung pesan dari film Jumbo yang memang mengangkat kisah perjuangan anak-anak yatim-piatu dalam menghadapi kehidupan.
Baginya, film ini bukan hanya hiburan, tapi cermin dari perjalanan hidupnya sendiri.
“Film ini mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah, walau hidup terasa sulit,” katanya dengan suara gemetar dan air mata yang mengalir deras.
Bunda Harum pun berharap kegiatan seperti ini bisa dilanjutkan dan terus memberikan kebahagiaan kepada anak-anak yang kurang beruntung.
“Kegiatan ini bukan hanya tentang menonton film, tetapi juga tentang memberi mereka kebahagiaan dan kasih sayang. Semoga kami bisa terus melakukan ini, supaya anak-anak ini bisa merasakan cinta dan perhatian yang layak mereka dapatkan,” tegas Bunda Harum.
Program kerja dari Pokja I TP PKK Kaltim ini membuktikan betapa pentingnya saling peduli, merajut kebersamaan dan memberikan kasih sayang dalam kehidupan.
Setiap pelukan yang diberikan seseorang bukan hanya sekadar sentuhan fisik, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya saling mendukung dan merasakan cinta tanpa syarat.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: PKK Kaltim