WALHI Wacanakan Ekonomi Nusantara sebagai Ekonomi Tandingan 

Direktur Eksekutif WALHI Kaltim, Yohana Tiko. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ekonomi Nusantara adalah konsep ekonomi baru, konsep ekonomi tandingan yang diluncurkan aktivis lingkungan hidup yang tergabung di WALHI (Wahana Lingkungan Hidup). Ekonomi Nusantara ini pembalikan dari ekonomi ekstaktif yang bertumpu pada eksploitasi sumber daya mineral dan batubara, dimana terbukti merusak lingkungan.

Ekonomi Nusantara adalah praktik ekonomi yang dijalankan oleh komunitas masyarakat adat maupun lokal dengan nilai dan prinsip tertentu.

Wacana Ekonomi Nusantara, hasil pemikiran dan perenungan bahwa akar masalah krisis ekologis sebetulnya pada oligarki ekonomi dan politik. Oligarki  itu menguasai menguasai sebanyak-bayaknya sumber daya alam, mengutamakan pertumbuhan ekonomi, dan membuat kebijakan yang pro untuk kelompoknya.

“Syahwat oligarki yang demikian telah menimbulkan krisis ekologi dan ketimpangan atas penguasaan sumber daya alam,” tegas Yohana Tiko, Direktur Eksekutif WALHI Kaltim dalam catatan Akhir Tahun WALHI Kaltim 2022 yang dirilis ke media.

“Sangat sedikit sekali ruang yang tersisa bagi rakyat, karena ruang sudah dikuasi oligarki ekonomi dan politik,” tambahnya.

Sedangkan Ekonomi Nusantara dan Wilayah Kelola Rakyat yang diwacanakan WALHI, menurut Yohana, wilayah ekonomi dikelola rakyat, bukan oligarki.

“Sistemnya terdiri dari komponen tata kuasa, tata kelola, tata konsumsi dan tata produksi yang saling terkait dan menjadi satu kesatuan guna memastikan daulat rakyat terhadap sumber daya alam,” ujarnya.

Ekonomi Nusantara dan Wilayah Kelola Rakyat memiliki 8 nilai pengikat, yakni:

  • Keadilan sosial-ekologis
  • Penghormatan yang tinggi pada khazanah pengetahuan dan kearifan lokal
  • Mengedepankan jaminan keselamatan rakyat di atas orientasi keuntungan ekonomi
  • Menolak komoditifikasi sumber daya alam semata demi kepentingan pasar
  • Penegasan kompleksitas hubungan manusia dengan alam dan raung hidup
  • Menegaskan prinsip keberlanjutan produktifitas dengan masyarakat sebagai subjek perubahan mereka sendiri
  • Tujuan dan inisiatif pembalikan dan pemulihan krisis sosial-ekologis

Menurut Yohana Tiko, Ekonomi Nusantara dan Wilayah Kelola Rakyat bukan sesuatu yang baru di nusantara, tapi nyata adanya, masih ada jejak sejarahnya. Empat indikator bahwa Ekonomi Nusantara pernah ada itu adalah, Pertama; Ekonomi Nusantara ada tapak historis masa lampau yang menunjukkan kekuatan ekonomi masa lampau saat Indonesia masih disebut Nusantara.

Kedua; Ekonomi Nusantara jenis ekonomi yang dikelola masyarakat terbukti tidak merusak, manusiawi, dan berbasis pengetahuan lokal dengan seluruh kearifannya.

Ketiga; Ekonomi Nusantara memiliki keragaman sumber ekonomi di Nusantara dulu dan sekarang memiliki basis ragam lanskap ekologis mewakili karakteristik Nusantara.

Keempat; Ekonomi Nusantara memiliki atau tersambung dengan gerakan sosial dalam upaya pemulihan dan pembalikan krisis ekologis yang dialami di tingkat lokal..

“Ekonomi Nusantara dan Wilayah Kelola Rakyat adala warisan kejayaan masa lampau yang ada bukti sejarahnya, ekonomi lolak sebagai ekonomi nusantara, menjamin keragam lanskap ekologis dan berdimensi pembalikan dan pemulihan krisis sosial-ekologis,” papar Yohana Tiko.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: