Wamenag: Kebudayaan Bukan Sekadar Dekorasi di Masyarakat

Wakil Menteri Agama H. Saiful Rahmat Dasuki. (Foto Hamdani/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Kebudayaan bukan sekadar menjadi jalinan dekorasi di masyarakat, tetapi harus disadari bahwa kebudayaan itu menjadi inti dari identitas dan jati diri bangsa dan negara.

Demikian Wakil Menteri Agama H. Saiful Rahmat Dasuki ketika membuka Temu Konsultasi Seniman Budayawan Nusantara (TKSBN), di Hotel Millennium, Jakarta, Kamis malam (20/7).

Dikaitkan dengan agama, Wamenag Saiful Rahmat Dasuki mengatakan, agama Islam bisa berkembang lantaran adanya kebudayaan.

“Agama dan kebudayaan adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Agama bukan kebudayaan, namun berkat dukungan budaya maka agama bisa berkembang,” ucapnya.

“Kesalehan beragama harus didukung kesalehan berbudaya,” tandas Saiful Rahmat Dasuki yang baru dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Wamenag, Senin(17/7).

Dirjen Binmas Islam Kemenag Prof. Dr (Fil). H. Kamaruddin Amin (kiri), wartawan Niaga.Asia Hamdani dan budayawan sastrawan KH. Zawawi Imron di sela pembukaan Temu Konsultasi Seniman Budayawan Nusantara, di Hotel Millennium, Jakarta, Kamis (20/7).  (Foto Istimewa)

Di bagian lain, Dirjen Binmas Islam Kemenag Prof. Dr (Fil). H. Kamaruddin Amin mengungkapkan kebudayaan Islam itu berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara dan mempromosikan moderasi beragama.

“Diperlukan upaya menjaga keberlangsungan seni budaya dalam konteks kebudayaan Islam. Untuk itu semua diperlukan dukungan pemerintah, terutama dalam mengembangkan nilai-nilai tradisional kebudayaan yang sesuai dengan nilai-nilai keagamaan,” paparnya.

Hati yang Bersih dan Indah

Sementara itu, budayawan dan penyair KH. Zawawi Imron dalam pidato kebudayaannya menekankan hati yang bersih dan indah dalam berkehidupan.

“Dalam mengelola negara diperlukan kebudayaan. Karena melalui kebudayaan lahirlah hati yang bersih dan indah,” ucap Zawawi Imron yang didaulat menjadi penyair terbaik ASEAN tahun 2012.

Orang yang mempunyai hati yang bersih dan indah, lanjutnya, tidak pernah menyepelekan orang lain dan tidak pernah bertengkar. “Bahkan upaya untuk memerangi korupsi harus menggunakan kebudayaan hati yang bersih dan indah,” lanjut budayawan asal Madura ini.

Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan

Tag: