Wamenkeu Ingin Membentuk Komunitas Mengerti Peran Keuangan Negara di Daerah


Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara.

BALI.NIAGA.ASIA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menekankan pentingnya masyarakat luas mengerti dan memahami peran keuangan negara,melalui membentuk komunitas-komunitas di daerah.

“Ada beberapa hal yang saya ingin kita pikirkan bersama dan nanti kita lakukan. Tujuan fundamental tetap sama, bagaimana membuat supaya kita semua makin mengerti peran dari keuangan negara yang kita kumpulkan lewat penerimaan pajak, kepabeanan dan cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak yang kita pakai dalam bentuk belanja negara dan sampai kepada masyarakat,” ujar Wamenkeu.

Wamenkeu menjelaskan, terdapat dua cara yang bisa dilakukan. Pertama, RCE harus bisa membentuk komunitas-komunitas APBN dan keuangan negara di daerah yang melibatkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), akademisi, mahasiswa, dan stakeholder lainnya di daerah termasuk pemerintah daerah.

“Saya ingin minta supaya tahun depan kita buat akademisi makin banyak yang mengerti. Kita buat komunitas yang makin mengerti, makin aware, makin paham, dan boleh makin punya banyak pertanyaan tentang APBN,” kata Wamenkeu saat melakukan dialog dengan peserta Forum Regional Chief Economist (RCE) di Nusa Dua, Bali pada Kamis (7/12).

Komunitas tersebut diharapkan dapat menjadi wadah untuk membahas isu-isu strategis APBN, APBD, dan kebijakan terkait keuangan negara. Selain itu, komunitas juga dapat membantu pemerintah menggaungkan kebijakan terkini, khususnya terkait fiskal dan pembangunan, sehingga pemahaman masyarakat terkait keuangan negara semakin meningkat.

Lebih lanjut, Wamenkeu juga berharap komunitas tersebut dapat terhubung dengan berbagai aktivitas di Kemenkeu, salah satunya melalui forum ALCO Regional.

Untuk memperluas komunitas di lingkungan universitas, Wamenkeu mengatakan salah satu caranya melalui para Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) di daerah yang terjun langsung mengajar di kampus-kampus disesuaikan dengan mata kuliah yang relevan, seperti ekonomi makro atau ekonomi publik.

“Kalau ada kesempatan memperluas, coba pikirkan lagi bagaimana supaya kita memperluas komunitas kita untuk memberikan pengertian mengenai keuangan negara,” ujar Wamenkeu.

Adapun cara kedua adalah dengan meningkatkan pemahaman mengenai fiscal tools. Wamenkeu menjelaskan bahwa ketika melihat suatu permasalahan, seperti inflasi, stunting, atau kemiskinan ekstrem, harus dipikirkan bagaimana ekosistem secara keseluruhan. Dari hal itu kemudian dapat diputuskan penggunaan fiscal tools yang tepat.

“Ketika menghadapi suatu masalah, harusnya kita kombinasikan fiscal tools yang ada di APBN dan APBD supaya fiskal tools-nya betul-betul bisa bermanfaat,” jelasnya.

Sumber: Biro KLI Kemenkeu | Editor: Intoniswan

Tag: