Warga Desa Tanjung Aru Marah karena Proyek Rekonstruksi Jalan Salah Lokasi

Plang proyek bikin emosi warga sebab, tertulis rekonstruksi jalan Padaelo tapi yang dikerjakan jalan Padaidi. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Masyarakat Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, marah, protes dan mengancam mendemo Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nunukan sebab, mereka mengusulkan jalan yang perlu direkonstruksi adalah jalan Padaelo, tapi yang ditender  Dinas PUPR untuk direkonstruksi tahun ini malahan jalan Padaidi di Kecamatan Sebatik Induk.

“Warga marah karena di plang proyek tertulis rekonstruksi jalan Padaelo, tapi dalam kenyataannya yang diperbaiki jalan Padaidi,” kata Kepala Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, Budiman pada Niaga.Asia, Sabtu (06/05/2023).

Warga Desa Tanjung Aru dalam 10 tahun terakhir, tiap tahun dalam Musrenbang mengusulkan jalan Padaelo yang diperbaiki atau direkonstruksi. Atas usulan itu dijanjikan direkonstruksi tahun ini (2023), tapi kenyataannya yang direkonstruksi dengan anggaran Rp18,242 miliar malahan jalan Padaidi.

Masyarakat yang merasa kecewa mempertanyakan alasan pemerintah memindahkan pekerjaan, sebab dalam plang proyek yang terpasang di lokasi pekerjaan sudah jelas tertulis rekontruksi pekerjaan jalan Padaelo sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) penugasan 2023, tapi yang dikerjakan malahan rekonstruksi jalan Padaidi.

“Antara plang proyek dengan jalan yang dikerjakan tidak sesuai, kenapa anggaran untuk jalan Padaelo dikerjakan di jalan Padaidi, inikan jadi pertanyaan kita,” sebutnya.

Budiman tidak mengetahui pasti berapa panjang dan lebar pekerjaan rekonstruksi jalan yang saat ini mulai dikerjakan kontraktor pelaksana PT. Risky Utara Sebatik dengan masa pelaksanaan pekerjaan 240 hari kalender terhitung 06 April 2023.

Untuk memastikan kesalahan lokasi  proyek, Budiman mengaku pernah memberitahukan ke Bupati Nunukan Hj Asmin Laura. Bupati saat itu, lanjut Budiman, mengaku  ada kesalahan dari pihak kontraktor.

Menurut Budiman, masyarakat berharap jalan Padaelo tetap dikerjakan tahun ini, karena jalan Padaelo adalah akses utama yang bisa menghubungkan ke berapa jalan termasuk  ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah.

Sementara itu  anggota DPRD Nunukan dari Dapil Kecamatan Sebatik, Burhanuddin mengatakan, warga juga menyampaikan keluhan kepada dirinya atas persoalan proyek jalan tersebut. Untuk sementara dia menyarankan kepada warga tenang sementara waktu dan menyampaikan aspirasinya di saat RDP dengan DPRD Nunukan.

“Wajar masyarakat marah, sudah lama diusulkan sejak 10 tahun, setelah proyek keluar malah dipindahkan ke lokasi lain,” katanya.

Penulis : Budi Anshori : Editor : Intoniswan

Tag: