Wartawan Niaga.Asia, Hamdani, Peserta UKW Tertua Dinyatakan Kompeten

Hingga awal tahun 2023, jumlah anggota PWI Kaltim yang sudah memegang sertifikat kompeten untuk jenjang muda, madya, dan utama, tapi untuk untuk jenjang madya dan utama, ada krisis, karena wartawannya terkonsentrasi pada media cetak dari grup pers tertentu, dan ada pula yang sudah jadi komisioner KPU, Komisi Informasi, dan lainnya. (Foto PWI Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Salah satu kebijakan Redaksi Media Online Ekonomi dan Bisnis Niaga.Asia adalah mewajibkan wartawannya mengikuti UKW (Uji Kompetensi Wartawan) yang diselenggarakan lembaga penguji berizin dari Dewan Pers, dalam hal ini memilih menjadi peserta UKW yang dilaksanakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerjasama dengan PWI Provinsi Kaltim.

Demikian ditegaskan Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab Redaksi Media Online Ekonomi dan Bisnis. Niaga.Asia, Intoniswan, Minggu (14/5/2023).

Pemegang sertifikat Kompetensi Wartawan yang diterbitkan Dewan Pers, artinya sama dengan seorang wartawan tersebut sudah pernah diukur atau diuji kompetensinya oleh penguji profesional, sehingga berhak dinyatakan status kompeten menyandang profesi wartawan.

Untuk UKW Angkatan-29 yang diselenggarakan PWI Kaltim sejak kemarin dan berakhir hari ini, Redaksi Niaga.Asia, menyertakan Hamdani mengikuti UKW yang dilaksanakan menumpang di Kantor Dinas Kominfo Kaltim, sehingga Hamdani tercatat menjadi peserta UKW tertua di Kaltim.

“Pak Dani satu-satunya yang sudah berusia kepala (6) enam sudah berusia 60 tahun lebih,” kata Sekretaris PWI Kaltim, Wiwid Marhaendrawijaya.

Pada UKW Angkatan ke-29 ini, jumlah peserta UKW sebanyak 18 wartawan, terbagi dalam 3 kelompok.  Rinciannya, wartawan  “muda” 6, wartawan  “madya”  6  orang, dan wartawan utama 6 orang.

“Dari 18 peserta UKW sebanyak 17 orang dinyatakan “kompeten” dan 1 wartawan dinyatakan belum kompeten,” kata Wiwid memberitahukan UKW sudah selesai jam 13.00 Wita. Bagi yang dinyatakan belum kompeten, dapat mengikuti UKW lagi enam bulan lagi.

Sebanyak 18 wartawan, sejak kemarin mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW) untuk jenjang muda, madya, dan utama, hari ini diumpumkan sebanyak 17 orang dinyatakan kompeten, termasuk wartawan Niaga.Asia, Hamdani yang mengikuti ujian untuk jenjang muda. (Foto Dok Niaga.Asia)

Total wartawan anggota PWI Kaltim yang sudah memegang sertifikat kompeten hingga awal tahun  2023 sudah sekitar 450 wartawan, atau yang terbanyak dibandingkan organisasi wartawan lainnya, apakah itu AJI (Aliansi Jurnalis Independen) atau IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia).

Hamdani sendiri yang jadi peserta UKW paling tua, didaftarkan mengikuti UKW, karena keharusan wartawan sudah menjadi keputusan organisasi PWI dan Dewan Pers. Hamdani sendiri, selaiin seorang seniman plus budayawan, sudah aktif di dunia jurnalistik sejak tahun 80’an di Surat Kabar Harian “ManuntunG”. Zaman itu, Hamdani adalah Redaktur Berita Budaya dan Hiburan.

“Kalau jadi peserta untuk kelompok wartawan muda, bisa dijamin lulus, apalagi daya ingatnya  masih bagus, termasuk kode etik jurnalistik,” kata Into, Sekretaris PWI Kaltim Periode 2009-2014.

Hamdani sendiri sebelum mengikuti UKW mengaku, meluangkan dalam seminggu, tiap hari rata-rata membaca buku terkait keterampilan yang diuji, rata-rata 1-2 jam untuk menyergarkan kembali. Kalau persyaratan berita dikatakan lengkap, katanya, masih ingat, termasuk KEJ.

Saat ini wartawan tetap Niaga.Asia, seluruhnya bersertifikat empat orang, malahan dua orang memegang sertifikat utama, yakni Intoniswan dan Saud Rosadi, kemudian wartawan muda jadi dua orang, yakni Budi Anshori di Nunukan, ditambah hari ini, Hamdani juga dinyatakan kompeten sebagai wartawan muda.

Peserta UKW dinyatakan kompeten bila nilai keterampilan yang dimilikinya untuk masing-masing yang diujikan masing-masing 70, bukan rata-rata 70. (Foto PWI Kaltim)

Menurut Intoniswan, Hamdani dimintanya kembali menulis untuk Niaga.Asia, karena dia sangat kesulitan mendapat wartawan dari generasi milenial terampil menulis terkait dengan kebudayaan dan kesenian, padahal kebudayaan daerah harus dipublisikan secara masif agar dikenal dan dihargai orang, apalagi pendatang akan masuk dalam jumlah besar ke Kaltim karena adanya IKN.

“Untung Hamdani mau menulis,” kata Into.

Sebagai Ketua Dewan Kehormatan (DK) PWI Kaltim yang tugasnya mengawasi dan penegakan , serta pengaduan dari masyarakat terkait pelanggaran Kode Etik Jurnalistik, saat memberikan pembekalan menjelang mengikuti UKW, mengingatkan seluruh peserta UKW apabila dinyatakan kompeten menjadi penanggungjawab penegakan KEJ di media masing-masing, utamanya yang statusnya sudah jadi wartawan kompeten madya dan utama.

“Redaksi masing-masing media, terutama media online harus punya kebijakan terkait wartawan, berisikan sanksi apabila melanggar KEJ,” saran Into.

Persoalan kedua dalam aktivitas wartawan di lapangan, menurut Into, yang dilihat dan dikeluhkan pengelola kegiatan formal di pemerintahan adalah pada etika berpakaian oknum wartawan, dimana dikatakan tak menyesuaikan dengan kepantasan, misalnya datang pakai baji kaos oblong, pakai jaket bertudung, tapi tudungnya dipakai di kepala dalam ruangan, dan celana jeans yang bagian pahanya berlobang.

Penulis: Intoniswan | Editor: Saud Rosadi

Tag: