JAKARTA.NIAGA.ASIA– PT Waskita Karya (Persero) Tbk. tengah melakukan perbaikan-perbaikan secara komprehensif dan berkelanjutan demi memperbaiki kinerja keuangan dan performa perusahaan secara menyeluruh. Perbaikan tersebut sesuai Program Transformasi Waskita yang mengusung 3 pilar yaitu Portfolio & Innovation, Lean, dan Digitalisasi.
Menurut Direktur Utama Waskita Mursyid, perusahaannya kini selektif dalam memilih proyek, terutama dalam hal pembayaran. Waskita menetapkan uang muka dan monthly payment.
Proyek juga sudah melalui Komite Manajemen Resiko Konstruksi sehingga harapannya proyek-proyek yang diperoleh dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu, serta memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.
Selain itu, konsep lean dan digitalisasi juga diusung agar Waskita dapat efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan.
“Perseroan melakukan sentralisasi procurement, engineering dan penerapan lean construction pada proyek-proyek yang sedang berjalan serta melakukan efisien beban biaya operasional serta reorganisasi sebagai konsep lean office. Hal ini dilakukan agar proses bisnis perseroan menjadi lebih efisien dan agile,” kata Mursyid.
Mursyid menambahkan, digitalisasi sangat penting dilakukan. Selain lebih efisien, tentunya sebagai bentuk peningkatan implementasi tata kelola perusahaan yang baik, terutama dalam hal transparansi.
Penerapan digitalisasi meliputi implementasi System Analysis and Product in Data Processing (SAP) dan Enterprise Resource Planning (ERP) dengan tujuan supaya semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime.
Lalu, penerapan BIM di setiap proyek agar mampu bekerja dengan sangat efisien sehingga pekerjaan proyek bisa selesai lebih cepat.
Perbaikan lain yang dilakukan Waskita yaitu implementasi penerapan SNI ISO 37001:2016 dan peningkatan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), serta menjalankan prinsip Zero Tolerance terhadap pelanggaran peraturan perundangan yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi.
Termasuk di dalamnya penerapan Whistle Blowing System (WBS) yang bertujuan untuk mendeteksi fraud secara dini.
“Perseroan terus berkomitmen terhadap penguatan implementasi GCG dan transformasi bisnis dengan mengedepankan bisnis yang profitable, sustainable, serta penguatan manajemen risiko, di antaranya dengan melakukan implementasi SMAP (Sistem Manajemen Anti Penyuapan), WBS, dan assesment GCG secara berkala yang terintegrasi dengan pihak KPK,” tambah Mursyid.
Mursyid menegaskan, “Dengan segala kondisi yang dialami perseroan saat ini, kami terus berkomitmen untuk menjalankan operasional sebagaimana mestinya dan tetap fokus untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan serta terus melakukan tata kelola yang baik.”
Untuk diketahui, Waskita tengah menyusun strategi atas penyelesaian pekerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) terutama proyek jalan tol. Di antaranya, ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dan Kayu Agung-Palembang Betung yang rencananya menggunakan dana PMN.
Adapun terkait alasan pembatalan penerimaan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) 2022 sebesar 3 Triliun adalah karena Waskita sedang dalam proses review Master Restructuring Agreement untuk melakukan restrukturisasi struktur keuangannya secara komprehensif.
“Saat ini perseroan sedang dalam diskusi intensif dengan kreditur baik dengan perbankan maupun pemegang obligasi dalam proses review secara komprehensif terhadap skenario modifikasi Master Restructuring Agreement (MRA) sehingga pemberian dana PMN tahun ini belum bisa dilakukan,” ungkap Mursyid.
Perseroan berkeyakinan, imbuh Mursyid, pemerintah akan tetap membantu dalam rangka percepatan penyelesaian PSN terutama ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dan Kayu Agung-Kapal Betung melalui PMN yang saat ini masih dalam kajian.
“Di samping itu, perseroan akan mencari formula yang paling pas untuk kondisi Waskita saat ini,” tutup Mursyid.
Sumber: Kabar BUMN | Editor: Intoniswan
Tag: Waskita Karya