Yayasan Mitra Hijau dan AJI Ajak Wartawan Pahami Isu Transisi Energi

Jurnalis peserta pelatihan liputan mendalam isu transisi energi yang dilaksanakan yasan Mitra Hijau (YMH) berkolaborasi dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Samarinda pada Jumat (8/3/2024). (Nur Asih Damayanti/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Yayasan Mitra Hijau (YMH) berkolaborasi dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Samarinda mengajak 25  jurnalis melalui pelatihan jurnalistik mendalami isu transisi energi, hari  Jumat (8/3/2024).

Turut hadir dalam pelatihan yang di gelar di Lantai 2 Ruang Tidung Hotel Horison Samarinda mulai pukul 9.00 pagi hingga 17.00 sore itu sebagai narasumber Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, Dicky Edwin Hindarto dan jurnalis Harian Kompas Sucipto.

Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, Dicky Edwin Hindarto mengatakan bahwa, kebutuhan energi terus bertambah seiiring dengan pertumbuhan penduduk.

“Sedangkan, emisi gas rumah kaca yang paling tinggi dari sektor energi. Dalam jangka 20 tahun meningkat tiga kali lipat,” ungkapnya.

Dicky menjelaskan sebanyak 44 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim berasal dari sektor batu bara. Meskipun permintaan produksi baru bara diprediksi menurun.

“Dahulu Kaltim bergantung pada migas dan kayu, kini beralih ke migas dan batu bara,” tuturnya.

Selain itu, Dicky juga menyoroti potensi pembangkit listrik terbarukan seperti surya, bioenergi, pasang surut air laut, hingga hidro yang perlu diperhatikan, seperti paparan sinar matahari pada pembangkit listrik tenaga surya, atau soal ketinggian permukaan pada pembangkit listrik hidro.

“Penting mediamembawa narasi transisi energi ini. Bebas, apakah dengan angle sentimen negatif atau positif, tapi tujuannya agar terus menjadi perbincangan,” jelasnya.

Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, Dicky Edwin Hindarto saat memaparkan berbagai isu terkait transisi energi dan tantangan pemenuhan energi seiring dengan pertumbuhan penduduk. (Nur Asih Damayanti/Niaga.Asia)

Liputan mendalam lebih menguras energi

Sementara, Jurnalis Harian Kompas Sucipto turut memberikan tips untuk liputan mendalam. Dia mengatakan, liputan mendalam memang jadi tantangan tersendiri. Tentu lebih menguras energi dan waktu dibandingkan menulis straight news.

“Tapi kita ingin menantang diri sendiri. Jangan menulis yang begitu-begitu saja,” kata dia.

Dia pun memaparkan kiat penulisan mendalam. Seperti pencariaan ide penulisan berdasarkan riset data terlebih dahulu, membaca tulisan atau penelitian yang sudah ada dan menetapkan angle berita atau sudut pandang berita.

“Apa yang bisa menjadi pertanyaan dan daya tarik untuk menjadi sebuah berita,” katanya.

Lanjutnya, menyiapkan kerangka tulisanakan memudahkan ketika menulis, karena itu sebagai panduan. Setelah itu, mulai menggali data, melakukan reportase, dan melengkapi bahan.

“Jika bahan sudah siap, penulisan bisa langsung dimulai. Usahakan dalam keadaan rileks saat menulis. Jika sudah mantap, baru dikirim ke redaksi,” ujar Sucipto.

Sementara, Ketua AJI Samarinda, Nofiyatul Chalimah mengatakan pelatihan yang bekerja sama dengan Yayasan Mitra Hijau ini bertujuan agar jurnalis di Kaltim dapat memahami isu transisi energi.

“Pelatihan ini tujuannya agar wartawan bisa menyajikan berita soal transisi energi, memberikan informasi soal transisi energi, dan mengawal isu transisi energi,” singkatnya.

Jurnalis peserta pelatihan, Kurniawan mengatakan pelatihan ini mengajarkan dirinya lebih memahami dalam menggali isu atau peristiwa secara terkonsep.

“Dimana kita harus merumuskan masalah terlebih dahulu mengumpul kan data datanya sehingga hasil liputan tersebut lebih mendalam,” jelasnya.

Selain itu, pelatihan ini juga menambah wawasan dan relasi bagi dirinya karena banyak wartawan dari berbagai media yang hadir dalam pelatihan tersebut.

“Menambah relasi juga karena banyak kalangan wartawan yang hadir dan membuka jendela terkait transisi energi,” katanya.

Peserta Pelatihan Pelatihan Isu Transisi Energi Elfrida Sentyana mengaku bahwa dirinya merasa tertantang untuk lebih mendalami permasalahan-permasalahan lingkungan yang ada di sekitar.

“Pelatihan ini kita diajarkan gimana mencari, merupakan dan menulis berita yang menarik. Apalagi permasalahan lingkungan seperti rumah kaca itu jadi permasalahan yang sering dibincangkan,” pungkasnya.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Intoniswan

Tag: