YK Samarinda Bakal Manggung di Surabaya Bawakan Musik Jazz Etnik Kaltim

Penampilan musik Jazz berinstrumen alat musik khas Dayak di atrium BIGmall Samarinda, Sabtu 27 April 2024 (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Grup musik YK Samarinda akan manggung di Tanjung Perak Jazz Festival pada 22 Juni 2024 mendatang di Surabaya. Sebagai perwakilan musisi Kaltim, mereka nantinya menampilkan musik perpaduan beberapa instrumen tradisi suku Dayak.

Sekretaris Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu Dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Kaltim, Yusuf Koen mengatakan, dalam pertunjukan Tanjung Perak Jazz festival, YK Samarinda membawa misi penting memperkenalkan musik etnik Kaltim.

“YK juga berkolaborasi sama generasi milenial dan Gen Z,, agar musik tradisional ini bisa dipertahankan dan bisa dikenal, baik tingkat nasional maupun internasional,” kata Yusuf, ditemui di Atrium Bigmall Samarinda, Sabtu 27 April 2024.

Tanjung Perak Jazz Festival merupakan agenda tahunan yang digelar di Surabaya, dengan menampilkan 100 lebih musisi yang berasal dari berbagai daerah.

YK Samarinda bukanlah pendatang baru di kancah musik internasional. Sejak dibentuk tahun 2003, YK Samarinda telah malang melintang di berbagai festival musik internasional seperti Borneo Jazz di Malaysia, Korea, Thailand, dan Belanda.

Sekretaris Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu Dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Kaltim Yusuf Koen (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Ini suatu kebanggaan bagi kami. Seharusnya kami tahun lalu diundang kembali ke Thailand. Tapi karena suatu hal, diundur ke tahun 2024 akhir,” ucapnya.

“Doakan aja semoga kita bisa berangkat kembali ke Thailand membawa nama Kaltim,” Yusuf menambahkan.

Selain itu, Yusuf juga mengapresiasi Kaltim terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Musik Nasional (HMK) ke-21. Tentunya, ini menjadi sebuah penghargaan tersendiri bagi Kaltim.

“Dengan dipercayanya Kaltim menggelar HMN ini, kita sudah menjadi standardisasi musik di Indonesia dan mengangkat nama Kaltim, serta menjadi barometer musik di Indonesia,” demikian Yusuf Koen.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: