Wali Kota: Jangan Bersedekah ke Pengemis, tapi ke Panti Asuhan

Walikota Samarinda, H Andi Harun bersama Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli dan Komandan Kodim 0901/Samarinda Letkol  Arm Novi Herdian musnahkan barang bukti miras ilegal dan 7 kostum badut yang dipakai pengemis saat mengemis. (Foto Ria Atia Dewi/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Walikota Samarinda, H Andi Harun mengimbau masyarakat apabila ingin bersedekah, bersedekahlah pada tempatnya, seperti melalui masjid atau langsung ke panti-panti asuhan, jangan ke pengemis.

Imbuan itu disampaikan Andi Harun saat memusnahkan sejumlah kostum badut yang dipakai pengemis di sejumlah tempat dan berhasil diamankan Satpol PP dalam operasi penertiban di Lapangan Parkir Balai Kota Samarinda, hari ini, Kamis (27/10/2022).

Pemusnahan kostum badut bersamaan dengan pemusnahan 2.113 botol minuman keras (miras) pabrikan yang diperjualbelikan pedagang tidak pada tempat yang sudah ditentukan dan melanggar Perda Samarinda, disaksikan juga pemusnahandisaksikan Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli dan Komandan Kodim 0901/Samarinda, Letkol Arm Novi Herdian bersama Camat Se Kota Samarinda.

Menurut wali kota,  masyarakat  jangan mudah tersentuh saat bertemu pengemis memakai pakaian badut, atau orang-orang  dengan modus menjual  keripik, balon sambil menggendong anak kecil untuk menarik perhatian warga.

“Modus ini dilakukan untuk memberikan kesan, bahwa pelaku memang sebagai pedagang. Padahal tujuannya untuk mendapatkan iba masyarakat dengan serta membawa anak kecil yang digendong,” sambungnya.

“Pengemis yang demikian sebetulnya diperalat oknum atau koordinatornya. Mereka (yang mengemis) itu sebetulnya korban. Uang hasil mengemis diambil oknum yang memperalatnya. Hasil mengemis dinikmati koordinator. Bahkan pengemis yang berniat pulang ke daerahnya tak pernah bisa pulang, karena uangnya diambil oknum koordinatornya,” ungkap wali kota.

Andi Harun menjelaskan, apabila masyarakat membiasakan bersedekah melalui masjid-masjid atau ke panti-panti asuhan, maka pengemis dengan sendirinya akan hilang di berabagi ruas jalan di Samarinda, dan atau pengemis dari suatu kota tak pindah mengemis ke kota Samarinda.

Penulis: Ria Atia Dewi | Editor: Intoniswan

Tag: